Warga Kulonprogo Diminta Tak Khawatir saat Disensus Ekonomi oleh BPS
Petugas melakukan sensus untuk melakukan pendataan yang akan bermanfaat untuk perencanaan pembangunan.
Penulis: Yoseph Hary W | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kulonprogo, Sri Harmintarti, menegaskan agar masyarakat tidak perlu khawatir jika kedatangan petugas sensus dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Menurutnya, petugas melakukan sensus untuk melakukan pendataan yang akan bermanfaat untuk perencanaan pembangunan.
Data hasil sensus ekonomi 2016 yang akan digelar mulai 1 - 31 Mei 2016 sangat diperlukan. Menurutnya, data itu akan dapat memotret secara utuh kondisi perekonomian suatu daerah.
Selanjutnya, data tersebut akan menjadi landasan penyusunan perencanaan pembangunan.
"Jadi bapak dan ibu semua jangan khawatir jika nanti didata petugas sensus. Jangan berpikir pendataan jangan-jangan berkaitan dengan pajak. Ini untuk peningkatan daya saing," kata Harmintarti, saat mengisi sosialisasi sensus ekonomi 2016, Kamis (28/4/2016).
Sosialiasi sensus ekonomi 2016 memang digencarkan bagi para pengusaha, pelaku usaha kecil, pengelola pasar dan berbagai kalangan terkait sebelum tim sensus turun lapangan pada Mei 2016.
Selain untuk mengetahui struktur ekonomi per 10 tahun, sensus ekonomi pada 2016 ini juga dianggap begitu penting karena kini berlaku masyarakat ekonomi Asean (MEA).
Harmintarti berharap akan ada pembaharuan setelah sensus ekonomi. Terlebih, di Kulonprogo saat ini tercatat 33.581 usaha kecil hingga menengah.
Setelah sensus tersebut pihaknya juga berencana melakukan intervensi UMKM dan koperasi untuk meningkatkan daya saing.
"Caranya bisa dengan fasilitasi legalitas usaha, kelayakan usaha dan manajemen usaha," lanjut Harmin.
Selain dari Dinas Koperasi, sosialiasi tersebut juga diisi oleh Kepala Bappeda Kulonprogo, Agus Langgeng Basuki.
Dia mengatakan sensus ekonomi menjadi penting karena data hasilnya dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan. Menurutnya, data yang baik akan mendukung perencanaan yang baik, demikian juga sebaliknya.
"Kalau pembangunan tidak baik, biasanya berarti potensi kesalahan di perencanaan 70 persen itu. Beda kalau dalam pelaksanaan tidak baik memang belum tentu perencanaannya tidak baik," kata Langgeng.
Dengan demikian, menurutnya, data hasil sensus ekonomi 2016 nantinya akan berpengaruh pada arah dan kebijakan pembangunan di Kulonprogo.