RSUD Wonosari Kekurangan 5 Dokter Spesialis

Sejumlah bidang spesialisasi penyakit, hingga saat ini dokter yang dimiliki masih kurang dari batas minimal tiga dokter.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: oda
health.kompas.com
Ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Upaya manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari untuk naik kelas dari C ke B terganjal persyaratana jumlah minimal dokter spesialis.

Sejumlah bidang spesialisasi penyakit, hingga saat ini dokter yang dimiliki masih kurang dari batas minimal tiga dokter.

Beberapa bidang spesialisasi yang masih kekurangan dokter spesialis di antaranya bedah yang baru memiliki satu orang dokter, obsgyn baru memiliki dua orang dokter, syaraf baru memiliki satu orang dokter.

Sementara untuk dokter spesialis penyakit dalam sudah lengkap tiga orang dokter, satu di antaranya merupakan dokter kontrak dan spesialis anak sudah memiliki tiga orang dokter.

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) RSUD Wonosari, Aris Suryanto mengatakan untuk naik ke kelas B, minimal lima spesialisasi bidang penyakit, yakni penyakit dalam, obsgyn, anak, saraf dan bedah harus sudah memiliki minimal tiga orang dokter spesialis.

Sementara di RSUD Wonosari, tiga bidang spesalisasi jumlah dokternya masih kurang dari ketentuan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, manajemen sebenarnya sudah mengajukan formasi penerimaan CPNS ke BKD. Hanya saja, hingga saat ini formasi yang diajukan belum disetujui oleh pemerintah pusat.

Untuk itu, sebagai solusi supaya RSUD Wonosari bisa naik kelas, saat ini manajemen berusaha melakukan rekruitmen tenaga dokter spesialis kontrak.

“Kita sudah melakukan rekruitmen dua orang dokter spesialis, satu dokter penyakit dalam ahli jantung dan satu orang dokter ahli syaraf. Dengan tambahan satu orang ahli jantung, maka untuk dokter penyakit dalam sudah sesuai dengan batas minimal, yakni tiga orang,” jelasnya, Rabu (27/4/2016).

Untuk melengkapi kekurangan dokter spesialisis, RSUD Wonosari menurut Aris akan kembali membuka rekruitmen lagi.

Manajemen melakukan kerja sama dengan RS Sardjito Yogyakarta untuk menambah dokter spesialis yang belum lengkap.

“Di Sardjito kan masih ada dokter yang izin praktiknya baru dua lokasi, itu akan kita minta untuk bisa menjadi dokter spesialis di RSUD Wonosari,” ucapnya.

Aris mengaku, upaya yang bisa dilakukan dalam mengatasi kekurangan dokter spesialis ini untuk sementara waktu hanya bisa dilakukan dengan membuka penerimaan dokter kontrak.

Sebab, untuk menambah dokter spesialis dengan menyekolahkan dokter secara mandiri, RSUD Wonosari belum mampu.

“Untuk menyekolahkan secara mandiri, kita belum mampu sepenuhnya, sangat mahal. Yang sudah menyekolahkan itu Dinas Kesehatan,” imbuhnya. (tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved