Meski Sudah Masuk Usia Senja, Pengayuh Becak di Malioboro Ini Tak Malu Belajar Baca Alquran

Ia seorang yang buta aksara dan tidak pernah mengenyam bangku sekolah semasa hidupnya.

Penulis: abm | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Septiandri Mandariana
Muji Purnomo mengaji di depan khalayak banyak untuk pertama kalinya, Rabu (6/4/2016) siang di Masjid DPRD DIY. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Septiandri Mandariana

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Usia bukanlah menjadi alasan seseorang untuk terus belajar. Apalagi mempelajari ilmu agama, yang merupakan sebuah hal yang diwajibkan kepada seluruh umat manusia, agar hidup lebih terarah sesuai dengan yang diperintahkan oleh tuhan.

Hal itu juga yang dilakukan oleh Saeran (78), seorang pengayuh becak yang kesehariannya nongkrong di kawasan Malioboro sejak tahun 1970.

Ia seorang yang buta aksara dan tidak pernah mengenyam bangku sekolah semasa hidupnya.

Walau begitu, selama beberapa bulan ini ia bersama belasan temannya yang merupakan pedagang kaki lima, sesama pengayuh becak, dan pedagang pasar menggunakan waktu di usia senjanya untuk belajar membaca Al Quran.

"Alhamdulillah sekarang udah sedikit bisa baca. Agak susah waktu belajar karena saya sudah tua dan untuk mengingat huruf-huruf Al Qurannya susah," kata Saeran dalam acara wisuda Komunitas Malioboro Belajar Membaca Al Quran kepada Tribun Jogja, Rabu (6/4/2016) siang di Masjid DPRD DIY.

Selama beberapa bulan ini Saeran, dan teman-temannya diajari oleh beberapa mentor mengaji, dan belajar setiap hari Selasa dalam setiap minggunya.

Berkat kegigihan itu, Saeran dan belasan temannya diwisuda karena telah istiqomah belajar membaca Al Quran.

"Anak dan istri saya bisa ngaji. Saya tidak bisa. Saya dari dulu mau belajar, tapi malu dan nggak tahu harus belajar sama siapa. Alhadulillah saya sekarang sedikitnya sudah bisa membaca Al Quran walau masih terbata. Saya akan terus belajar," lanjut Muji Purnomo (57), seorang pedagang di Pasar Sore Yogyakarta yang juga diwisuda pada siang itu.

Difla Nadjih, salah satu pengajar program itu mengatakan, walau para pesertanya kebanyakan sudah tua, namun semangatnya masih sangatlah muda. Bahkan sebelum pelajar dimulai para peserta sudah belajar sendiri.

"Setelah selesai pun mereka masih saja belajar sendiri. Semoga saja setelah diwisuda ini mereka akan terus belajar menyempurnakan bacaannya," papar Difla. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved