Teknik Laser Jadi Alternatif dalam Perawatan Gigi
Teknik laser bisa menjadi sebuah alternatif pilihan perawatan gigi dengan risiko rendah.
Penulis: una | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rona Rizkhy Bunga Chasana
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ketika melakukan perawatan gigi, yang menjadi kekhawatiran pasien adalah pendarahan dan rasa sakit yang tak kunjung reda.
Untuk menghilangkan rasa sakitnya, pasien juga harus meminum beberapa obat yang diberikan dokter.
Kini teknik laser bisa menjadi sebuah alternatif pilihan perawatan gigi dengan risiko rendah.
Bedah konvensional pada gigi dan mulut menggunakan pisau memang dinilai lebih murah bagi perawatan gigi. Namun bedah pisau biasanya dapat berisiko merangsang bengkak, dan pendarahan.
Rasa sakit yang akan dialami pasien bisa dalam jangka waktu yang lama.
Sementara itu, kini dengan perkembangan teknologi, teknik laser mulai digunakan beberapa dokter di Indonesia dengan keunggulan yang tentunya jauh melebihi bedah konvensional.
Teknik laser tersebut lebih bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada pasien.
"Laser paling unggul bisa mencegah perdarahan, bisa mempercepat penyembuhan, dan tidak menyebabkan pendarahan. Dengan begitu akan membuat pasien merasa nyaman. Ada juga beberapa terapi yang membuat laser lebih unggul dan bisa mematikan kuman dengan begitu akan mengurangi pasien untuk minum obat. Jadi laser ini lebih ke arah tambahan yang dapat memudahkan dan menyamankan pasie," ujar drg. John Gunawan Lusari, Sp.Perio yang ditemui dalam seminar nasional periodotik terkini 4, di Hotel Saphir Yogyakarta, Jumat (1/4/2016).
Sebenarnya teknologi laser tersebut sudah di jual di Indonesia mulai tahun 1990 an dan sudah beberapa dokter memiliki alat ini. Namun, menurut drg. John Gunawan Lusari, Sp.Perio, alat laser yang sensitif dan berharga mahal tersebut membuat alat menjadi kurang familiar bagi dokter gigi pada awal kemunculannya.
Namun kini, alat laser tersebut dijual lebih murah dan memiliki ukuran yang relatif lebih kecil membuat laser lebih menarik bagi dokter gigi.
Jika dulu di awal kemunculannya alat laser sebesar koper dengan berat 15 kg, sekarang alat laser lebih kecil dan bisa di charge.
"Perbedaannya sangat jauh. Kalau konvensional ada bengkak, kami perlu obat anti bakteri, dan penyembuhannya lama 2 minggu sampai 3 minggu. Tetapi kalau dengan sinar laser kita tidak perlu obat, tak ada pembekakan dan penyembuhan hanya 3-4 hari jadi sangat cepat," ujar drg. John Gunawan Lusari, Sp.Perio.
Menurut drg. Kwartini Murdiastuti, Sp. Perio selaku ketua seminar nasional periodotik terkini 4, laser tersebut perlu diperkenalkan karena banyak sekali sumbernya. Jika sebelumnya sudah mengenal laser bagi jaringan keras seperti mahkota gigi, kini perlu juga dikenalkan laser untuk jaringan lunak.
"Jogja sudah masanya untuk mengupdate ilmu tentang laser jadi tema seminar kali ini adalah laser in dentistry. Kalau dulu hanya menggunakan bedah, kalau sekarang mungkin teknik lain yang risikonya lebih rendah, dengan teknologi yang lebih tinggi dan itu menjadi salah satu tawaran. Tapi kompensasinya kalau biasa itu murah, ini lebih agak mahal tetapi dengan tawaran risikonya lebih rendah dan penyembuhan lebih cepat," tambahnya.