RSUD Siapkan HDP Hadapi Bencana
Dengan perencanaan penanganan bencana seperti itu, semua personel rumah sakit mengetahui dan mampu merespon peristiwa bencana alam.
Penulis: Yoseph Hary W | Editor: oda
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Konsultan Divisi Pusat Kebijakan Managemen Kesehatan (PKMK) UGM, Sulanto Saleh Danu, menegaskan bahwa setiap rumah sakit wajib memiliki kebijakan penanganan bencana berupa hospital disaster plan (HDP).
Hal itu disampaikannya saat mengikuti simulasi HDP di RSUD Wates, Sabtu (12/3/2016).
Menurutnya, dengan perencanaan penanganan bencana seperti itu, semua personel rumah sakit mengetahui dan mampu merespon peristiwa bencana alam.
"HDP ini juga merupakan syarat agar rumah sakit mendapatkan akreditasi," kata Sulanto, saat simulasi tersebut.
RSUD Wates sejauh ini juga telah memiliki HDP yang dimaksud. Melalui simulasi, para pegawai mulai dari satpam, cleaning service, perawat hingga jajaran managemen dan direktur turun lapangan.
Pada intinya, simulasi tersebut lebih untuk membiasakan para pegawai dalam merespon cepat ketika terjadi bencana, terutama tindakan untuk para pasien.
Diskenario terjadi gempa 8 SR berpusat di Kulonprogo, bangsal rumah sakit yang penuh pasien pun menjadi perhatian para pegawai rumah sakit.
Gempa tersebut mengakibatkan sejumlah bangunan roboh bahkan beberapa pasien terjebak di bawah reruntuhan.
Merespon kondisi genting itu, para pegawai berbagi peran untuk misi penyelamatan dan evakuasi korban. Sesuai perintah jajaran manajemen, para pegawai bertindak melakukan evakuasi pasien yang selamat menuju titik kumpul.
Sejumlah pegawai lainnya menyiapkan ambulans untuk mengangkut pasien setelah berhasil dievakuasi dari reruntuhan bangunan.
Para tenaga medis pun sigap untuk menangani dan memberikan pertolongan bagi pasien yang terluka.
Secara keseluruhan, perencananaan penanganan bencana sudah dijalankan dan tinggal evaluasi untuk menemukan beberapa hal yang kurang atau perlu diperbaiki.
Sulanto mengatakan RSUD Wates memang sudah memiliki HDP berupa draft lengkap dengan standar operasionalnya. Selanjutnya, melalui simulasi tersebut nanti akan diketahui kurang-lebihnya implementasi HDP di lapangan.
"Kalau ikut simulasi, tentu para pegawai akan paham dan menjadi semakin cakap menangani dengan skala prioritas terhadap pasien. Itu penting," katanya.
Direktur RSUD Wates, dr Lies Indriyati, mengatakan simulasi tersebut sebagai upaya agar para pegawai rumah sakit siap serta paham menghadapi bencana.
Ketika terjadi bencana sungguhan, menurutnya, semua personel di rumah sakit harus mengetahui dan menjalankan perannya.
"HDP sudah ada di setiap lini sesuai tupoksi masing-masing. Jadi semua harus tahu bagaimana mengevakuasi, menangani pasien dan kapan tindakan darurat dibutuhkan," kata dokter Lies. (tribunjogja.com)
