Mereka Keliling Jogja, Bagikan 10 Ribu Selimut untuk 'Penghuni Emperan'
Puluhan orang yang tergabung dalam relawan 10 ribu selimut hampir di setiap malamnya membagikan selimut bekas maupun sarung.
Penulis: abm | Editor: oda
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dimulai pada Februari 2016 kemarin, puluhan orang dengan rutin mengelilingi Kota Yogyakarta untuk mencari mereka yang tengah pulas tertidur dan hendak tertidur didinginnya malam di emperan toko, di atas becak maupun di teras masjid karena tidak memiliki tempat tinggal tetap.
Setidaknya sarung dan selimut bekas yang sudah melebihi 100 buah telah dibagikan kepada mereka yang tidak memiliki tempat tinggal itu.
Bagaimana jika hujan? Meneduh pun tidak cukup untuk menghangatkan tubuh. Sebuah sarung, selimut dan lainnya dirasa sangat diperlukan untuk menghangatkan tubuh dari cuaca yang dingin.
Apalagi bagi mereka yang sehari-harinya tidur di emperan jalan atau dimanapun hanya sekedar untuk mengistirahatkan tubuh.
Melihat hal itu, puluhan orang yang tergabung dalam relawan 10 ribu selimut hampir di setiap malamnya membagikan selimut bekas maupun sarung dibagikan kepada para tuna wisma, pengayuh becak yang selalu tidur di atas becaknya dan mereka yang terlantar di jalanan.
Hal itu sering dilihat oleh beberapa para relawan ketika sedang keluar pada malam hari.
"Saya baru ikut tadi malam (4/3), pas saya lihat ternyata di Yogyakarta masih banyak yang seperti ini. Kami berjalan, ketika kami lihat mereka (tuna wisma), langsung kami berikan selimut atau sarung agar mereka tidak kedinginan. Saya tertarik untuk jadi relawan, agar mereka sedikit terbantu," kata Heru, salah satu relawan 10 ribu selimut kepada Tribun Jogja, Sabtu (5/3) siang.
Sahrul Alim, relawan yang lain mengatakan hal serupa dengan yang dikatakan oleh Heru.
Pada awalnya ia bersama teman-teman relawan yang lain memposting kegiatan tersebut di akun Facebook agar lebih banyak lagi orang-orang yang tertarik untuk mendonasikan selimut atau sarung bekasnya bagi para tuna wisma.
Usaha itu disambut baik oleh para pengguna Facebook hingga para relawan mendapatkan 10 hingga 20 selimut atau sarung untuk dibagikan.
"Kami pernah mendapatkan donasi dari TKI yang ada di Hongkong, tapi donasinya berupa uang dan kita belikan selimut baru. Jadi yang dibagikan itu bukan selimut bekas saja, tapi yang baru juga ada. Respon teman-teman kami di Facebook sangat positif mengenai hal ini," lanjut Sahrul.
Dalam semalamnya para relawan ini "patroli" dengan memakan waktu dua hingga tiga jam. Saat itu para relawan bisa membagikan puluhan selimut kepada para tuna wisma.
Beberapa tempat sempet mereka sisir, mulai dari daerah Pasar Beringharjo, Rumah Sakit PKU ke arah barat dan masih banyak lagi.
Sahrul menuturkan, kebanyakan tuna wisma yang mereka temui adalah di daerah seputaran Pasar Beringharjo Yogyakarta.
Di daerah itupun Sahrul dan kawan-kawan banyak membagikan sarung dan selimut kepada para tuna wisma.
"Kami sebenarnya tidak ada batasan untuk patroli, biasanya hanya 2 sampai 3 jam. Ada juga yang melakukannya tiap hari bahkan sampai pagi hari. Jadi ketika kita sudah mendapatkan selimut dan sarung, pada malam harinya kita langsung bagikan," imbuhnya.
Untuk saat ini, relawan 10 ribu selimut hanya baru menjamah wilayah-wilayah yang ada di Kota Yogyakarta.
Kedepannya, targetan dari para relawan adalah daerah-daerah lainnya yang ada di DIY, seperti Sleman, Bantul, Gunungkidul dan Kulonprogo.
Ia menambahkan, bahwa kegiatan ini akan terus terselenggara hingga kapanpun. (tribunjogja.com)
