Gerhana Matahari Total 2016
Mitos Gerhana Alat Penguasa Orde Baru
Pemerintah orde baru, melalui medianya, yakni TVRI dan RRI memberikan peringatan kepada setiap warga negara agar jangan keluar rumah.
Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: oda
Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Penguasa era orde baru mereproduksi mitos Betara Kala dalam melakukan kontrol pada masyarakat ketika terjadi gerhana.
Ingatan tersebut yang melekat dalam ingatan Antropolog UGM, Muhammad Zamzam Fauzanafi SAnt MA.
Zamzam menuturkan, bahwa pemerintah orde baru, melalui medianya, yakni TVRI dan RRI memberikan peringatan kepada setiap warga negara agar jangan keluar rumah.
"Mereka bilang, bahwa jika keluar rumah, maka akan buta," ujarnya ketika dihubungi Tribun Jogja, Selasa (1/3/2016).
Waktu itu, imbuhnya, Soeharto mereproduksi mitos Betara Kala. Perintah yang menyuruh warga untuk berlindung di dalam rumah karena adanya bahaya yang mengancam di luar, dipatuhi mayoritas penduduk Indonesia.
Menunjukan betapa berpengaruhnya kekuasaannya pada waktu itu.
"Semua ini politik budaya untuk menunjukan bahwa ada bahaya dan pemerintah orde barulah yang akan mengatasinya," jelas Zamzam.
Soeharto sangat paham dengan budaya jawa, terutama konsep 'selamet'. MAka ketika ada 'kejaden' (seperti gerhana), maka perlu 'selametan'.
Namun yang memegang otoritas penuh tentang selametan adalah orde baru.
"Gerhana saat itu menjadi alat orde baru untuk menunjukkan kuasanya yang bersifat nonfisik. Kemudian dilanjutkan dengan kuasa fisik berupa penembakan misterius di era yang sama, tahun 1980an," imbuh pria yang saat ini sedang menempuh pendidikan S3 di Leiden University. (tribunjogja.com)