Stikes Aisyiyah Yogyakarta Akan Buka Dua Prodi Baru di 2016
Kedua program studi itu diyakini merupakan program studi yang memang benar-benar diperlukan oleh masyarakat Indonesia.
Penulis: abm | Editor: oda
Laporan Reporter Tribun Jogja, Septiandri Mandariana
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Stikes Aisyiyah Yogyakarta, sebagai sekolah tinggi ilmu kesehatan terbaik 2015 di antara Stikes lainnya di seluruh Indonesia memiliki lima program studi.
Yaitu, Program Studi Kebidanan (D3), Program Studi Ilmu Keperawatan (S1), Program Studi Bidan Pendidik (D4), Program Studi Fisioterapi (S1) dan Program Pasca Sarjana Kebidanan (S2).
Pada tahun ajaran 2016 ini, Stikes Aisyiyah Yogyakarta akan membuka dua program studio baru, yaitu Program Studi Analis Kesehatan (D4) dan Program Studi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (D3).
itu dikatakan langsung oleh Warsiti S.Kp, M.Kep, Sp.Mat, Ketua Stikes Aisyiyah Yogyakarta kepada Tribun Jogja, Senin (15/2/2016) siang di Kampus Terpadu Stikes Aisyiyah Yogyakarta.
Ia mengatakan, dengan penambahan dua program studi merupakan beberapa hal untuk lebih meningkatkan lagi kualitas mereka di dunia pendidikan.
Selain itu, kedua program studi itu diyakini merupakan program studi yang memang benar-benar diperlukan oleh masyarakat Indonesia untuk mendalami pengetahuan di bidang tersebut.
"Alhamdulillah Stikes Aisyiyah Yogyakarta mendapatkan kepercayaan dari Kemenristek untuk membuka dua program studi baru ini," kata Warsiti.
Ia mengatakan, dua program studi itupun tidak langsung dijalankan pada awal tahun 2016 ini.
Dua program baru itu menurutnya baru akan berjalan kegiatan belajar dan mengajarnya pada September 2016 mendatang, saat tahun ajaran baru dilaksanakan.
Dengan adanya hal tersebut, Warsiti yakini kedua program studi itu akan banyak diminati oleh masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Yogyakarta.
"Contohnya seperti Program Studi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi nantinya kan akan menghasilkan banyak Radiografer. Sementara di Indonesia sendiri khususnya seorang Radiografer masih sangat jarang dan banyak yang membutuhkan," jelasnya. (tribunjogja.com)