Oplos Miras Supaya Rasa dan Baunya Tidak Nyegrak

Miras yang dijual Sasongko ada tiga jenis, yang berwarna merah, coklat, dan bening. Kuncung mengatakan sejak lulus SMA dirinya tak lagi membeli miras.

Penulis: Santo Ari | Editor: oda
surya/hanif manshuri
miras oplosan. (ilustrasi) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Santo Ari

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Salah satu peminum minuman keras oplosan, sebut saja Kuncung (25) warga Kota Yogyakarta, mengatakan dirinya sudah sejak SMA mengenal minuman yang dijual Sasongko.

Ia mengatakan Sasongko tidak menjual miras di toko kelontong, tapi di rumahnya.

"Taunya dari gethok tular. Saat SMA kelas 1 kira-kira tahun 2006 saya sudah membeli di tempatnya," ujar Kuncung.

Kala itu, miras yang dijual Sasongko ada tiga jenis, yang berwarna merah, coklat, dan bening. Kuncung mengatakan sejak lulus SMA dirinya tak lagi membeli miras di tempat Sasongko.

Ia mengatakan sudah banyak tempat lain yang menjual miras dengan harga muah, sekitar 10 hingga 25 ribu.

"Ada di daerah Giwangan, Wirobrajan, Taman Siswa. Mereka ada yang menjual di rumah ada juga yang kedok toko klontong," paparnya.

Ia kerap membeli ciyu seharga Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu, dan arak dengan harga Rp 15 ribu hingga Rp 25 ribu. Kuncung juga mengaku sering mengoplos miras yang dibelinya dengan minuman bersoda lainnya.

"Biasanya dioplos dengan sprite atau big cola. Biar rasa dan baunya enggak nyegrak (menusuk, red.)," tuturnya.

Kebiasaan minum Kuncung ini masih berlangsung hingga kini meskipun ia tahu sudah banyak korban meninggal yang berjatuhan. Ia mengatakan kalau sedang ingin ia dan teman-temannya biasa patungan dan mengoplos.

"Ya minum pas kumpul-kumpul aja. Biar enak tidurnya nanti," timpal Kuncung. (tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved