Keluarga Kehilangan Kapten Penerbang Dwi Cahyadi

Keluarga baru tiba di Lanud Adisutjipto saat pesawat yang diterbangkan Dwi bersama pilot Letkol Penerbang Marda Sarjono sudah jatuh

Penulis: ang | Editor: Ikrob Didik Irawan
Ist
Almarhum Kapten Penerbang Dwi Cahyadi 

Laporan reporter Tribun Jogja, Angga Purnama

Keluarga almarhum Kapten Penerbang Dwi Cahyadi, back seater pesawat jet T 50 TT5007, dirundung duka mendalam. Penyebabnya, pihak keluarga belum sempat bertemu dengan Dwi sebelum pesawatnya jatuh saat elakukan manuver aerobatik dalam acara Gebyar Dirgantara di Lanud Adisutjipto, Minggu (20/12) pagi.

BAHKAN keluarga hanya bertemu pada hari pertama festival itu digelar, Sabtu (19/12/2015). Ibunda Dwi, Ny Bonirah (68), mengatakan keluarga sempat berfoto sebelum terbang pada hari pertama Gebyar Dirgantara, Sabtu.

Namun pada hari kedua, keluarga baru tiba di Lanud Adisutjipto saat pesawat yang diterbangkan Dwi bersama pilot Letkol Penerbang Marda Sarjono sudah jatuh.

"Belum sampai di Lanud, kami sudah melihat ada asap yang mengepul. (Belakangan) kami ketahui berasal dari pesawat Dwi," ujarnya, saat ditemui di rumah duka, Dusun Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Minggu sore.

Rencananya jenazah Dwi Cahyadi akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusumanegeran, Yogyakarta, Senin (21/12) hari ini.

Dwi meninggalkan seorang istri, Dwi Wanita Ambarwati, dan dua putra, Ega (5) dan Ian (2). Adapun hal yang paling dikenang oleh sang ibunda, Dwi Cahyadi murah senyum dan baik kepada semua orang.

"Tidak ada firasat apapun. Kemarin (hari Sabtu, Red) masih sempat bercanda bersama keluarga," kata Ny Bonirah, sembari terisak.

Dwi Cahyadi, kelahiran 6 Juli 1984, juga dikenal sebagai sosok cerdas sejak duduk di bangku sekolah. Dia pun tercatat sebagai salah satu lulusan terbaik Karbol dari AAU tahun 2005.

Kakak kandung Dwi, Eddy Cahyadi, mengatakan, semasa hidup perwira TNI AU itu menyampaikan keinginannya untuk terbang di atas langit rumahnya saat menerbangkan pesawat.

Tujuannya, agar menjadi kebanggaan tersendiri bagi keluarga.

"Ada rasa bangga saat tahu pesawat yang melintas di atas rumah diterbangkan olehnya," kata Eddy.

Ia mengenang adiknya sebagai sosok yang gigih mengejar cita-cita. Termasuk, cita-cita menjadi penerbang, yang digenggam Dwi sejak masih kanak-kanak.

"Dari kecil dia sudah sering menggambar pesawat," kata pria yang berprofesi sebagai polisi berpangkat Bripka di Polda DIY ini.

Dwi Cahyadi menghabiskan masa kecilnya di Sambilegi, Maguwoharjo, Depok, Sleman. Di kalangan tetangga ia dikenal sebagai pribadi yang supel dan pekerja keras.

Slamet Kusumo, seorang tetangga, mengatakan, Dwi kecil tidak malu menenteng termos es kucir saat berangkat ke sekolah. Hal tersebut dilakukan untuk membantu orangtuanya.

"Saya kenal betul sosok Dwi. Saat mendapatkan kabar bahwa pesawat yang diterbangkannya jatuh, dan Dwi menjadi korban, saya kaget tidak percaya," katanya. (tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved