Harga dan Stok Beras Bantul Masih Relatif Aman
Pantauan tersebut dilakukan secara periodik dan lintas sektoral sejumlah SKPD di Bantul serta melibatkan pula Bank Indonesia.
Penulis: apr | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Anas Apriyadi
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Mengantisipasi kecenderungan gejolak harga di akhir tahun, tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Bantul melakukan pemantauan stok bahan kebutuhan pokok di Bantul pada Jumat (18/12/2015).
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bantul, Tri Saktiyana, mengungkapkan pantauan tersebut dilakukan secara periodik dan lintas sektoral sejumlah SKPD di Bantul serta melibatkan pula Bank Indonesia.
"Kita cek akhir tahun inflasi naik atau turun, kita ke lapangan barangnya ada atau tidak," katanya.
Menurut Tri, dari pantauan di lapangan persedian bahan kebutuhan pokok khususnya beras masih aman dan berlimpah hingga empat bulan kedepan serta harga yang ada masih normal.
Menurutnya, laju inflasi yang ada di Bantul masih baik karena angkanya masih berada di bawah inflasi nasional dan DIY.
"Kita harus pandang inflasi tidak hanya dalam konotasi negatif, dalam teori ekonomi makro, inflasi seperti tekanan darah, ada angka normalnya," tuturnya.
Dalam pentauan di gudang beras Bulog (Badan Urusan Logistik) Bantul di Sendangsari, Pajangan, Kepala Bulog Bantul, Petrus Yosef Pratikno, mengungkapkan stok beras yang dimiliki Bantul masih pada angka 5.152.510 Kg sehingga dengan asumsi konsumsi beras masyarakat 95 kg/kapita/pertahun angka tersebut masih bisa dikatakan melimpah.
"Masih cukup untuk empat bulan kedepan, paling tidak sampai April," ungkapnya.
Stok beras di Bulog Bantul menurutnya didapat dari petani Bantul sendiri hingga Kulonprogo, sehingga Ia yakin saat persediaan saat ini habis pada April nanti hasil panenan petani yang diperkirakan pada Februari atau Maret sudah akan masuk.
Sedangkan untuk harga hingga saat ini untuk beras jenis premium berkisar antara 9.910/Kg sehingga masih dianggap wajar dan belum membutuhkan operasi pasar. (*)