Ini Celotehan Para Pelawak yang Membuat Jokowi Tertawa Terpingkal-pingkal
Presiden Joko Widodo mengundang sejumlah komedian nasional dalam acara jamuan makan malam yang digelar di Istana Negara, pada Rabu (16/12) malam
Lain halnya dengan Cak Lontong, ia memanfaatkan momentum pertemuan dengan Presiden untuk menyampaikan rencana pembangunan museum komedi di Solo.

Presiden Joko Widodo berdialog dengan sejumlah komedian nasional dalam jamuan makan malam di Istana Negara, Jakarta, Rabu (16/12/2015). Presiden mengundang 17 komedian nasional untuk berbincang santai serta berdialog seputar industri kreatif bidang seni lawak dan seni panggung (TRIBUNNEWS/SETPRES/KRIS)
Peletakan batu pertama pembangunan museum itu rencananya dilakukan pada 21 April 2016, dan Jokowi diharapkan dapat hadir.
Lalu, Slamet Rahardjo bertanya kepada Cak Lontong mengenai alasan museum komedi didirikan di Kota Solo.
"Karena orang Solo lucu, ngaca saja ketawa," jawab Cak Lontong.
Tawa pun pecah. Jokowi tampak beberapa kali menutupi wajahnya menggunakan serbet berwarna putih.
Ada juga canda dari Parto yang kembali membuat Jokowi ngakak.
"Jadi Pak saya itu sering dibilang mirip Ariel. Saya disuruh bergaya coba mirip dia, saya tanya balik, mau yang mirip Ariel sama Luna Maya, atau yang Sam Cut Tari. Kan saya harus milih," canda Parto.
Mendengar itu, Jokowi tak berkata apa-apa. Ia hanya bisa menutupi wajahnya dengan serbet putih lagi.
Tak sedikit netizen yang mengomentari jamuan makan malam dadakan ini, sebagai cara Jokowi menyindir sidang MKD yang oleh masyarakat disebut sidang 'dagelan'.
Sementara itu, disaat hampir bersamaan, situasi berbeda justru terlihat di Gedung Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).
Mereka tengah menggelar sidang etik dengan agenda pembacaan putusan atas kasus 'Papa Minta Saham' yang menyeret nama Ketua DPR RI Setya Novanto.
Bersamaan pada saat itu pula, Setya Novanto mengirimkan surat pengunduran dirinya sebagai Ketua DPR RI. Surat tersebut, dibacakan langsung di hadapan para anggota MKD oleh Ketua MKD Surahman Hidayat.
Berdasarkan surat tersebut, maka terhitung sejak tanggal 16 Desember 2015, maka Setya Novanto tidak lagi menjabat Ketua DPR RI.
"Terhitung sejak Rabu tanggal 16 Desember 2015, Setya Novanto tidak lagi menjabat Ketua DPR RI," tegas Surahman. (*)