Arak-arakan Memotivasi Anak Khatam Alquran

Arak-arakan merupakan kegiatan seperti pawai keliling desa menggunakan kuda, delman, atau becak, dan dilengkapi kostum unik.

zoom-inlihat foto Arak-arakan Memotivasi Anak Khatam Alquran
Dok
Umi Hadiyati, Mahasiswi S-1 PGSD UST

ARAK-ARAKAN merupakan tradisi khas daerah Purworejo, Jateng, yang masih dipertahankan hingga sekarang. Kegiatan tersebut bertujuan untuk merayakan khataman Alquran anak usia SD sampai dengan SMP.

Tradisi tersebut biasanya diadakan bersamaan dengan perayaan keagamaan, misalnya Maulid Nabi Muhammad SAW.

Sebab, arak-arakan membutuhkan dana yang tidak sedikit sehingga apabila dilaksanakan bersamaan dengan acara Maulid, maka biaya penyelenggaraannya pun akan lebih ringan karena banyak dibantu oleh masyarakat sekitar.

Arak-arakan merupakan kegiatan seperti pawai keliling desa menggunakan kuda, delman, atau becak, dan dilengkapi kostum unik.

Anak laki-laki menggunakan kostum ala negeri Melayu dengan ditambah ornamen berwarna cerah pada baju dan juga hiasan bulu pada ikat kepala dengan sedikit riasan.

Sedangkan anak perempuan didandani dengan kostum muslimah berwarna cerah dan indah.

Untuk peserta khataman laki-laki, tunggangan yang dipakai kuda, sedangkan anak perempuan naik delman atau becak yang dihiasi dengan kertas emas untuk menambah kemeriahan acara.

Arak-arakan dimulai dari rumah Pak Kiai atau pengasuh masjid, kemudian keliling desa/kampung.

Peserta arak-arakan mengendarai kuda, delman ataupun becak dengan riasan kendaraan indah dan meriah, sedangkan pengiringnya berjalan kaki sambil membaca selawat disertai tabuhan rebana dan bedug. Selain itu juga diiringi oleh drumband pada barisan depan rombongan.

Warga pun berduyun-duyun untuk menonton. Tidak hanya warga desa setempat, tetapi warga luar desa pun menyempatkan waktu untuk untuk menonton kemeriahan acara tersebut.

Arak-arakan merupakan apresiasi bagi anak yang sudah khatam Alquran 30 juz. Bagi anak yang bisa khatam, dan dirayakan dengan diarak keliling desa/kampung, menjadi kebanggaan.

Sedangkan bagi anak yang belum khatam Alquran, momentum tersebut sebagai motivasi supaya segera menghatamkan Alquran agar bisa dirayakan keliling kampung dan disaksikan banyak orang. Juga, sebagai syiar agama Islam.

Setelah acara arak-arakan usai, kegiatan dilanjutkan dengan pembacaan Alquran oleh para peserta khataman, dimulai dari Qs Adduha sampai dengan QsAnnas. Setelah itu, acara diisi dengan tausiyah dari mubalig. (*)

*Oleh: Umi Hadiyati
Mahasiswi S-1 PGSD UST

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved