Sebagian Warga Terdampak Disiapkan dalam Konstruksi Bandara Kulonprogo
Sumber anggarannya, menurutnya, bisa berasal dari pemerintah maupun coorporate social responsibility (CSR) PT Angkasa Pura I.
Penulis: Yoseph Hary W | Editor: oda
Laporan Reporter Tribun Jogja, Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Harapan masyarakat terdampak bandara Kulonprogo untuk tetap berdaya, jika nanti lahan dan matapencaharian mereka tergusur megaproyek di wilayah Kecamatan Temon, belum sepenuhnya terjawab.
Meski demikian, pemrakarsa bandara dan pemerintah mengklaim telah memulai beberapa program pemberdayaan tersebut.
Sekda Kulonprogo, Astungkoro, menyampaikan program pemberdayaan masyarakat terdampak itu merupakan bagian dari penataan bandara.
Sebab itu, program pemberdayaan tersebut bahkan sudah dimulai sejak setahun terakhir. Sumber anggarannya, menurutnya, bisa berasal dari pemerintah maupun coorporate social responsibility (CSR) PT Angkasa Pura I.
"Salah satunya yang sudah berjalan pelatihan keterampilan las dan perbengkelan," kata Astungkoro, Jumat (4/12/2015).
Kepala Dinsosnakertrans Kulonprogo, Eko Pranyata, menambahkan bahwa memang ada beberapa paket pelatihan sebagai bagian pemberdayaan tersebut.
Seperti pelatihan perbengkelan dan las, menurutnya, telah disiapkan agar mereka dapat terlibat dalam proses pelaksanaan pembangunan konstruksi bandara.
Meski demikian, Eko mengakui upaya pemberdayaan tersebut belum dapat mengkover beberapa bidang lainnya.
Misalnya, bagi mereka yang akan kehilangan mata pencaharian sebagai petani karena lahannya tergusur bandara, sejauh ini nampaknya belum ada program riil diterapkan.
"Kami (Dinsosnakertrans) lebih pada ketenagakerjaan. Paket pelatihannya lebih ke arah sana agar bisa terlibat pada konstruksi bandara," ujar Eko, Jumat.
Adapun anggaran pelatihan las dan perbengkelan bersumber dari APBD Kulonprogo. Disebutkan, pelatihan 20 orang ditanggung APBD 2015, sedangkan APBD 2016 mengalokasikan untuk 50 - 60 paket pelatihan.
Selebihnya, menurut Eko, CST PT AP I juga akan memberikan pelatihan kerja hingga tahap ahli sehingga mendapatkan sertifikasi dasar.
Adapun program bagian pemberdayaan dari CSR PT AP I tersebut salah satunya juga sedang diterapkan di empat desa terdampak bandara, Senin (7/12/2015).
Bertempat di Balai Desa Glagah, PT AP I bersama Dinas Kesehatan memberikan pelatihan kepada 180 kader posyandu. Dalam kesempatan itu, pihak CSR juga menyerahkan sarana pendukung kesehatan dan posyandu.