Namanya Ancol, Di Sinilah Awal dari Selokan Mataram

Orang mengenal kawasan itu dengan nama Ancol Bligo, karena sabagian kawasan tersebut berada di desa Bligo, Kecamantan Ngluwar, Kabupaten Magelang.

Penulis: Hamim Thohari | Editor: oda
tribunjogja/hamimthohari
Bendungan Ancol yang kaya akan sejarah 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Hamim Thohari

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Jika mendengar kata Ancol pasti orang membayangkan taman rekreasi di Jakarta. Namun jangan salah, di daerah perbatasan Yogyakarta dan Magelang Jawa Tengah terdapat sebuah kawasan dengan nama yang sama.

Orang mengenal kawasan tersebut dengan nama Ancol Bligo, karena sabagian kawasan tersebut berada di desa Bligo, Kecamantan Ngluwar, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Dan sebagian wilayahnya berada di kawasan desa Banjaroyo, Kecamtan Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.

Ancol Bligo adalah kawasan dimana saluran air terkenal di Yogyakarta, yakni Selokan Mataram bermula. Di sana terdapat pintu air yang mengalirkan air dari sungai Progo menuju Selokan Mataram yang membelah wilayah Kota Yogyakarta.

Tidak hanya memiliki fungsi penting sebagai tulang punggung sitem irigasi yang mengairi persawahan di Yogyakarta, tetapi Ancol Bligo dan Selokan Mataram menyimpan sejarah yang panjang.

Keberadaan Ancol dan Selokan Mataram dimulai sejak masa pendudukan Jepang di Indonesia.

Pada masa pemerintahan Jepang tahun 1942-1945 dibangun sebuah proyek irigasi yang dikenal dengan Kanal Yoshiro atau Selokan Mataram.

Menurut sejarah, atas hasil kesepakatan Pemerintah Jepang dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, sebagian besar warga Yogyakarta dipekerjakan untuk pembuatan saluran irigasi tersebut sehingga mereka tidak dikirim ke luar Pulau Jawa sebagai tenaga Romusha.

Proyek irigasi ini diperuntukkan bagi pengairan sawah-sawah di daerah Yogyakarta, dimana manfaatnya dapat dirasakan sampai sekarang.

Berhulu di kali Progo, aliran selokan Mataram ini berakhir di kali Opak. Selain mengaliri selokan Mataram, pintu air Ancol Bligo ini juga mengalir ke Saluran Van der Wijck yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1914 untuk mengairi persawahan dan perkebunan di daerah Moyudan. Dimana wilayah tersebut pada waktu itu merupakan daerah industri perkebunan gula.

Selain menyaksikan kontruksi irigasi bersejarah, di kawasan Ancol pengunjung juga bisa menikmati keindahan landscape sungai Progo dengan latar belakang perbukitan Menoreh yang hijau.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved