Apa yang Spesial di Ngayogjazz Tahun Ini?
Ngayogjazz tahun ini mencoba untuk mengadopsi keberagaman tersebut ke dalam sebuah festival musik yang tentunya sangat ditunggu-tunggu
Penulis: abm | Editor: Ikrob Didik Irawan
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ngayogjazz, merupakan salah satu festival musik jaz yang dimiliki oleh masyarakat Yogyakarta, dengan mengambil konsep sajian musik yang menyatu dengan masyarakat dan alam terbuka.
Hal ini sudah berlangsung sejak tahun 2007, dan tahun ini merupakan tahun ke-9 nya dan akan diselenggarakan pada (21/11/2015) nanti.
Senada dengan keberagaman yang ada di Indonesia sejak dulu, Ngayogjazz tahun ini mencoba untuk mengadopsi keberagaman tersebut ke dalam sebuah festival musik yang tentunya sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.
Nantinya Ngayogjazz 2015 akan dilangsungkan di Desa Budaya Pandowoharjo, Sleman dengan mengambil tema "Bhineka Tunggal jaznya".
Hal itu dikabarkan oleh pihak Ngayogjazz kepada awak media dalam jumpa persnya, Kamis (19/11/2015) siang di The Alana Hotel Yogyakarta.
Dalam jumpa pers tersebut dihadiri oleh Djaduk Ferianto, penggagas Ngayogjazz, Catur Sarjumiharta, kepala desa Pandowoharjo, Eko Prawoto, arsitek Ngayogjazz, dan dua dari banyaknya penampil yang akan mengisi acara Ngayogjazz 2015, yaitu Panjul dan Tri Utami.
Djaduk mengatakan, keberagaman ini menjadi salah satu kekuatan yang ada dalam Ngayogjazz pada tahun ini, mulai dari kondisi venue yang dipilih untuk penyelenggaraan Ngayogjazz, jenis musik, dan masyarakat yang datang dan ikut terlibat untuk memeriahkan perhelatan musik satu tahun sekali ini.
"Ketika kami survei tempat untuk penyelenggaraan Ngayogjazz ini pun kondisi masyarakatnya sangat luar biasa. Tempat ibadah berdampingan, begitu pun masyarakatnya saling membantu," kata Djaduk.
Tri Utami melanjutkan, 20 tahun ke belakang, musik jaz di Indonesia masih dianggap sebagai sebuah sajian musik untuk para kalangan elit. Ia pun menyebutkan perbedaan antara musik rock, pop dan jaz.
Menurutnya, pop dan rock itu seperti melihat sebuah lukisan yang ada dalam sebuah bingkai. Namun musik jaz adalah seperti seseorang melihat sebuah pemandangan yang batasnya adalah jendela mata seseorang yang melihatnya.
"Seperti yang saya lihat pada festival jaz yang ada di luar Indonesia yang lebih mengakomodir muatan lokal. Begitupun Ngayogjazz, saya melihatnya seperti itu. Itulah yang membedakan Ngayogjazz dengan festival jaz lainnya. Festival lainnya lebih banyak menampilkan muatan luar ketimbang lokalnya," kata penyanyi yang akrab disapa Iie ini.
Ngayogjazz 2015 akan terbagi menjadi 6 buah panggung yang diberi nama, yaitu Panggung Puntadewa, Janaka, Werkudara, Nakula, Lokananta, dan Sadewa.
Beberapa nama pengisi pun telah disebutkan oleh pihak penyelenggara, di antaranya ada The Newbee, Jes Udu Purwokerto, Hariono's Project, Mlenuk Voice dan masih banyak lagi.
"Saya berharap masyarakat Yogyakarta bisa memiliki Ngayogjazz dan bangga akan hal ini. Dan semoga bisa menginspirasi banyak festival dan kota-kota lainnya," tutur Djaduk. (tribunjogja.com)