Yogya Banyak Orang Pintar Tapi Kenapa Angka Kemiskinannya Tinggi?

Badan Pusat Statistik pada September 2013 Yogyakarta menjadi kota dengan tingkat kemiskinan tertinggi di pulau Jawa dengan presentase 15,03 %

Penulis: khr | Editor: Ikrob Didik Irawan
TRIBUNnews
Ilustrasi kemiskinan 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Khaerur Reza

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Yogyakarta selama ini dikenal sebagai kota pelajar dengan banyaknya perguruan tinggi yang ada di sana.

Namun hal tersebut ternyata tidak banyak mempengaruhi kesejahteraan masyarakatnya.

Dalam data milik Badan Pusat Statistik pada September 2013 Yogyakarta menjadi kota dengan tingkat kemiskinan tertinggi di pulau Jawa dengan presentase 15,03 %.

Sementara itu BPS DIY mencatat pada Februari 2015 tingkat pengangguran bebas di Yogyakarta mencapai 4,07%.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM, Erwan Agus Purwanto mengatakan data tersebut menjadi ironi di tengah banyaknya orang pintar dengan berbagai macam gelar di Yogyakarta.

"Jogja adalah tempat orang-orang pintar tinggal tapi Jogja ternyata termasuk tingkat kemiskinan tinggi, ini ironis," ujar Erwan di sela-sela acara Youthspark 2015 yang diadakan di PKKH UGM Selasa (17/11/2015).

Hal tersebut menurutnya karena banyak orang-orang pandai merupakan orang yang hidup dalam era industri sehingga sekarang tidak cocok dengan era digital yang kini terjadi.

Dia menambahkan saat ini dunia mengalami perubahan pola yang sangat radikal, dari pola agraris lalu industri dan saat ini digital yang pola pikirnya berbeda dengan industri yang pelan-pelan kita tinggalkan.

Karenanya saat ini UGM mempunyai visi dan misi dalam bidang sociopreneurship dimana mahasiswa didorong untuk mampu menjadi seorang entrepeneur namun tetap punya kepekaan tinggi dalam bidang sosial.

"Yang lulus kita harapkan mandiri dan selain diri sendiri juga harus mampu memcahkan masalah masyarakat," ujarnya.

Hal tersebut menurutnya hanya bisa dilakukan kalau mereka mempunyai keterampilan digital.

"Abad 21 anak-anak muda indonesia jangan hanya jadi penonton dan konsumen dunia digital tapi juga pelaku, yang nantinya akan menjadi pemecah sosial problem," tandasnya. (tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved