Kembali Gelar Demo, Peserta AMPPM Ternyata Massa Bayaran
Aksi ini berjalan tertib lantaran polisi dan sat pol PP dan TNI berjaga di depan gerbang sekolah ini.
Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Sejumlah orang yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Peduli Pendidikan Magelang (AMPPM), kembali menggelar aksi unjuk rasa, Rabu (4/11/2015) siang.
Kali ini, mereka mendatangi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 Kota Magelang.
Begitu sampai di depan SMA 4 Kota Magelang, mereka kemudian berunjuk rasa karena pihak SMA 4 dituding telah menerima siswa titipan pada penerimaan siswa baru tahun pelajaran ini.
Para pengunjuk rasa ini juga membawa sejumlah poster yang bertuliskan "Bebaskan Anak dari Pungutan Liar", "Usut Tuntas PPDB", dan lain sebagainya.
Aksi ini berjalan tertib lantaran polisi dan sat pol PP dan TNI berjaga di depan gerbang sekolah ini.
Sama dengan demo sebelumnya, Koordinator aksi, Abdurrohman, menengarai praktik penerimaan siswa siluman ini terjadi karena banyak calon siswa dengan nilai rendah namun bisa masuk di sekolah-sekolah favorit yang notabene memiliki standar nilai yang tinggi.
"Biaya masuk sekolah juga mahal. Berkisar Rp 5 juta hingga Rp 7 juta, " jelasnya.
Adapun Abdurrohman juga mengancam akan membawa kasus ini ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Hal ini jika para pendidik tidak bersikap transparan mengenai hal ini.
Selain itu, jika para kepala sekolah tidak segera mundur dari jabatannya.
“Kalau tidak segera mundur, kasihan kalau saat siswa titipan ini kelas III harus keluar sekolah jika PTUN kami menangkan,” jelasnya.
Sementara itu, para demonstran tersebut ternyata mayoritas hampir sama dengan massa yang berunjuk rasa di SMA 3 Kota Magelang. Mereka justru bukan berasal dari orangtua siswa SMA ini.
Seorang peserta, Budi, mengaku bukan merupakan orangtua siswa SMA 4.
Dia hanya ikut demo karena ikut beberapa teman lainnya. Namun, dia bungkam saat ditanya berapa uang transport untuk ikut demo.