Paguyuban Surya Mataram Luapkan Keprihatinannya Melalui Drama

Paguyuban Surya Mataram adakan aksi budaya bertemakan keistimewaan yang memakmurkan rakyat di Titik Nol Yogyakarta.

Penulis: mrf | Editor: oda
tribunjogja/resyafirmansyah
Salah seorang warga yang melintas ikut bernyanyi dalam memeriahkan aksi budaya oleh Paguyuban Surya Mataram, Minggu (17/10/2015). 

Reporter Tribun Jogja, M Resya Firmansyah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Paguyuban Surya Mataram adakan aksi budaya bertemakan keistimewaan yang memakmurkan rakyat di Titik Nol Yogyakarta, Minggu (18/10/2015).

Mereka menampilkan drama perjuangan Panembahan Senopati dan panggung sederhana untuk hiburan yang diisi oleh masyarakat umum.

Sekretaris Paguyuban Surya Mataram, KRT Akhir Lusono SSn MM mengatakan, aksi ini dilakukan dalam rangka memperingati tahun baru hijriah.

Selain itu juga untuk mengkritisi perubahan nama gelar Sultan Keraton Yogyakarta yang diubah dalam Sabdaraja.

"Keraton Yogya itu kan Kerajaan Mataram Islam. Kami menyayangkan kenapa gelar Kalifatullah dirubah," ucap Akhir, sapaan akrabnya saat ditemui di Titik Nol, Minggu (18/10/2015).

Meski merasa prihatin atas perubahan nama tersebut, pihaknya tak mau meluapkan dalam aksi demo yang merugikan masyarakat sekitar.

Paguyubannya memilih melakukan aksi budaya yang menggambarkan awal mula pendirian Kerajaan Mataram.

"Kami ingin menunjukkan keprihatinan kami dengan sesuatu lebih smooth, lebih lembut. Sekaligus menghibur warga yang melintas di Nol Kilometer," ujar dia. (tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved