Macan Tutul Memiliki Sifat Elusiv

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Pihak Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) memastikan bahwa macan tutul jawa di gunung Merapi belumlah punah.

Tetapi memang sulit untuk bisa bertemu secara langsung dengan sub-spesies dari sembilan anak jenis yang ada di dunia ini.

"Ya saya yakin masih ada (belum punah)," ujar Kepala Sub Bagian Tata Usaha TNGM, Tri Atmojo ketika berbincang dengan Tribun Jogja pekan kemarin.

Dari penuturan beberapa saksi yang melihat macan tutul di Merapi, hampir sebagian besar karena tidak sengaja dan dalam waktu yang cepat.

Sehingga, keberadaanya pun tidak sempat terdokumentasikan melalui medium foto maupun video.

"Macan tutul adalah fauna di Merapi yang belum sempat terfoto," jelas orang nomor dua di TNGM ini.

Ditambah pula, hewan yang merupakan bagian dari kucing besar ini memiliki sifat malu-malu terhadap manusia, macan tutul memiliki sifat Elusiv atau menghindari manusia.

Seperti yang dituliskan dalam tulisan terpisah dalam liputan khusus ini, saat saksi melihat macan tutul, macan tutul lebih memilih untuk menghindar dan pergi.

Selain itu, macan tutul yang tubuhnya memiliki pola totol-totol susah untuk dilihat dan terkamuflase dengan alam habitatnya.

Menurut Edy Nurcahyadi, Pengamat Ekosistem Hutan TNGM ada sedikit perbedaan dalam upaya menemukan macan tutul di Merapi dibanding dengan daerah lain yang bukan di gunung.

Seperti di daerah hutan jati atau di daerah yang lebih datar.

Sebagai contoh, jika dibandingkan dengan daerah Taman Nasional Baluran, akan lebih mudah menemukan disana dibanding dengan di Merapi. Karena habitat di Merapi kondisinya lebih menyulitkan karena ada di gunung.

"Prinsipnya, hewan nyari jalur yang nyaman, seperti manusia. Cuma waktu aktifnya yang kita tidak tahu," jelasnya.(tribunjogja.com)