Kisah Sultan HB IX Sumbang Enam Juta Gulden untuk RI

Sultan HB IX sempat menyumbangkan uangnya sebesar enam juta gulden, yang jumlahnya hampir enam milyar dalam rupiah, kepada pemerintah

Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Ikrob Didik Irawan
Tribun Jogja/Rendika Ferri Kurniawan
Acara Diskusi Publik Sultan HB IX oleh Tempo, di Sheraton Mustika Hotel Yogya, Selasa (18/8). 

YOGYA, TRIBUN – Seorang pemimpin semestinya memiliki sifat keteladanan yang dapat dicontohkan kepada masyarakatnya. Seperti halnya seorang raja yang harus dapat menjadi suri tauladan bagi seluruh rakyatnya.

Sifat-sifat keteladanan itulah yang dimiliki oleh Sri Sultan HB IX dalam menjalankan pemerintahannya.

Kisah kehebatan Sri Sultan HB IX yang begitu santer terdengar dan dibicarakan mulut ke mulut, tertulis di buku-buku sejarah, namun banyak sekali yang masih belum terungkap di muka publik mengenai siapa sosok sebenarnya sang Sultan ini.

Bukan karena tak tercatat oleh para ahli sejarah, namun karena Sultan adalah sosok yang rendah hati dan tak mau menyebutkan apa saja kebaikan yang dilakukannya.

Seperti yang terjadi ketika era kemerdekaan, peran Sultan HB IX begitu besarnya, namun ia tak pernah menggembor-gemborkan apa saja yang diperjuangkannya demi berdirinya republik ini.

Doktor dan Sejahrawan Universitas Indonesia, Rushdy Hoesein, menuturkan, Sri Sultan HB IX begitu banyak berperan dalam banyak bidang, seperti menjadi menteri bidang ekonomi, tokoh politik, bahkan berperan di bidang pertanahan keamanan pada masa pra maupun pasca kemerdekaan.

Ia menceritakan, tak berhenti sampai di situ, Sultan HB IX bahkan berperan besar dalam terbentuknya organisasi kepanduan Tanah Air, yaitu Pramuka, sebagai salah satu pemrakarsa.

Di bidang sosial, Sultan HB IX aktif melaksanakan kegiatan sosial dengan mendirikan IRSI, Ikatan Relawan Sosial Indonesia.

“Di sini banyak sekali peran Ngarso Dalem, besar sekali kontribusinya untuk Negara. Dari dulu zaman perjuangan, sampai negeri ini merdeka sampai sekarang,” ujar Rushdi, dalam diskusi publik Edsus Tempo Sri Sultan HB IX, di Sheraton Mustika Hotel, Yogya, Selasa (18/8).

Rushdy menambahkan bukan hanya tenaga dan pikiran yang disumbangkannya, harta benda pun rela dikorbankan demi berjalannya kepemerintahan kala itu.

Ia bercerita bahkan Sultan HB IX sempat menyumbangkan uangnya sebesar enam juta gulden, yang jumlahnya hampir enam milyar dalam rupiah, kepada pemerintah.

Ia bercerita, kala itu Sri Sultan melakukan kunjungan ke Bangka bersama rombongan, Jusuf Ronodipuro pada tahun 1949 . Sultan hendak berkunjung ke pulau Bangka untuk bertemu Soekarno dan tokoh republik yang ditawan Belanda.

Dalam sela sarapan pagi, mereka berbincang mengenai keadaan susai agresi militer kedua dari Hindia Belanda, terjadi kekosongan kas. Soekarno dan Hatta kala itu mengeluh tak mempunyai dana untuk memindahkan republik ke Yogyakarta.

Mendengar hal tersebut, Sultan HB IX dengan berbesar hati menyodorkan cek sebesar 6 juta gulden kepada Soekarno. Soekarno yang merasa begitu terharu langsung merangkul Sultan.

“Waktu itu Jusuf Ronodipuro sendiri yang meyaksikan peristiwa tersebut, Sultan menyerahkan cek itu di Bangka,” ujar Rushdy.

Ketika Jusuf akan mencantumkan peristiwa tersebut dalam biografinya yang berjudul ‘Tahta untuk rakyat’, ternyata Sultan HB IX tak berkenan peristiwa tersebut ditulis. Alasan yang dikatakannya sangat menggugah nurani.

”Kata Sultan, tak usahlah. Pengorbanan rakyat lebih besar artinya daripada uang, berapa pun besar bantuan uang. Itu benar-benar mencerminkan sosok seorang negarawan,” Ujar Rushdy.

Bantu Gerilyawan

Menurut Rushdy, pada akhirnya, peristiwa tersebut tak pernah disebutkan dalam buku biografi Sultan HB IX, Tahta Untuk Rakyat, dan seakan-akan tak pernah terjadi.

Padahal tak hanya sekali saja, Sultan menyumbang untuk republik, beberapa kali dituliskan Sultan membantu dana untuk pasukan gerilyawan kala itu.

“Banyak sekali beliau berkontribusi, tak terhitung berapa kali. Sempat tercatat, dana sebesar 9 juta diberikan untuk dana pasukan gerilyawan pimpinan Letkol Suharto kala itu,” tandasnya.

Guru Besar Sejarah Universitas Gadjah Mada, Suhartono, menambahkan, di bidang pendidikan Sultan HB IX turut berperan besar. Salah satunya dnegan mendirikan UGM sebagai perguruan tinggi pertama di Indonesia.

Ia bercerita, kala itu, Sultan tak segan mempersilahkan para sarjana untuk menggunakan Kraton sebagai tempat belajar, yang akhirnya Sultan bahkan memberikan sebidang lahan untuk mendirikan universitas tertua di Indonesia kala itu.

“Bukan hanya untuk para birokrat, dan pejuang, namun untuk pendidikan, beliau berkontribusi besar dalam pendirian UGM. Bagaimana tidak, Kraton tempat sacral kediaman beliau, Sultan perbolehkan untuk belajar mahasiswa kala itu, Beliau sempat bilang ketika pendirian UGM, bagaimana Indonesia, kalau tidak ada orang pinternya,” ujar Suhartono.

Kenangan Bersama Ayah

Putra mendiang Sultan HB IX, GBPH Prabukusumo, mengenang, masa-masa kecil bersama dengan ayahnya. Walaupun sebagai seorang yang penting, namun Sultan juga tetap mengayomi keluarganya, termasuk kepada anak-anaknya.

Ia bercerita, di sela-sela kesibukan ayahnya yang padat, Sultan tetap mempunyai waktu untuk berlibur bersama keluarga di Kaliurang setiap minggu.

Prabukusumo bercerita, tipikal ayahnya adalah keras dalam mendidik, namun juga dapat lembut dan penuh kasih sayang.

“Dengan sabar, Ayah saya mengajarinya tata karma, berbicara yang baik kepad orang-orang. Ia juga sangat sayang kepada putra-putrinya. Bersikap keras masalah pendidikan terhadap anak-anaknya, keras dalam artian baik.

Sebaliknya, beliau juga bisa menjadi ayah yang lembut penuh kasih sayang kepada anak-anaknya,” ujar GBPH Prabukusumo.

GBPH Prabukusumo, masih teringat bagaimana kenangan masa kecil bersama ayahnya, SultanHB IX. Ia bercerita jika Sultan memiliki hobi fotografi, yang juga diajarkan kepada anak-anaknya.

Memasak pun menjadi salah satu kegiatan Sultan ketika pagi hari di waktu senggang.

“Dulu Ayah sering memasakkan saya telor mata sapi itu. Pagi-pagi, diajak ayah memasak di dapur. Ayah nanti menggoreng telornya, kami (anak-anaknya) duduk melihat beliau memasak sambil tersenyum,” kenangnya. (tribunjogja.com)

Delivery Makanan Jogja? Klik makandiantar.com atau 0274 554 554. Ongkir Gratis !

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved