Jalak Suren, Si Burung Penjaga Rumah
Bila didekati manusia atau sesuatu yang dianggap menganggu eksistensi wilayahnya, maka ia akan berkicau terus menerus sembari jambulnya
Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Ikrob Didik Irawan
TRIBUNJOGJA.COM - Kemampuan binatang peliharaan mengendus sesuatu yang mencurigakan di sekelilingnya menjadi alasan logis dipilih sebagai binatang penjaga rumah.
Misalnya anjing, binatang ini mempunyai kelebihan memiliki insting yang kuat dan bisa dilatih.
Anjing termasuk binatang peliharaan yang kerap dijadikan penjaga rumah. Binatang dengan insting kuat ini diharapkan bisa ikut mengamankan kondisi rumah dari hal-hal negatif.
Salah satunya mencegah terjadinya tindak kejahatan ketika kondisi rumah kosong lantaran ditinggal mudik pemiliknya.
Selain Anjing ada beberapa binatang yang dikenal bisa berperan menjadi penjaga rumah, meskipun kemampuannya tak sebaik Anjing.
Adalah burung Jalak Suren yang bisa dilatih menjadi binatang penjaga rumah.
Burung yang terkenal memiliki suara yang lantang ini juga dikenal mempunyai tingkah laku yang unik.
Bila didekati manusia atau sesuatu yang dianggap menganggu eksistensi wilayahnya, maka ia akan berkicau terus menerus sembari jambulnya berdiri.
Lantaran tingkah polahnya saat berkicau tersebut, Jalak Suren kerap difungsikan sebagai burung penjaga rumah.
"Minimal ketika ada orang asing yang mendekati rumah, burung ini dengan instingnya akan terus berkicau secara lantang, dengan begitu penghuni rumah atau tetangga kanan kiri tahu kalau ada orang yang datang ke rumah tersebut," ujar Ardit, salah satu pehobi burung Jalak Suren.
Bila sukses melatih burung bernama latin Sturnus Contra ini, tak hanya bisa dijadikan sebagai penjaga rumah, namun juga bisa bersuara indah dengan variasi yang banyak dan bermental bagus.
Di alam bebas, burung ini berkembang biak di kaki-kai perbukitan, hutan dan dataran rendah. Hidup dalam kelompok kecil, burung ini gemar berburu makanan seperti serangga kecil dan buah-buahan.
Populasi Jalak Suren di pulau Jawa kian menurut. Salah satunya disinyalir akibat seleksi alam karena terganggunya ekosistem.
Penggunaan pestisida berlebihan disinyalir menjadi salah satu penyebab burung ini mulai sulit dijumpai di areal persawahan seperti dulu.
Padahal, bila ekosistem sehat, burung ini menjadi salah satu predator yang menguntungkan para petani lantaran memangsa serangga-serangga kecil yang menjadi hama tanaman.
Selain Jalak Suren, burung Beo juga berpotensi menjadi burung penjaga rumah. Tak diragukan lagi, burung ini terkenal dengan kecerdasannya yang mampu menirukan berbagai kata dan kalimat yang diajarkan.
Kecerdasan burung yang bulunya didominasi warna hitam mengkilap inilah yang memikat para penghobi burung memeliharanya.
Beo juga memiliki insting yang tak kalah bagus, ketika ada sesuatu yang berada di sekitar wilayahnya, Beo akan terus menerus merespon dengan mengucap kata-kata yang telah diajarkan.
Setiyaji Prakoso adalah salah satu pehobi yang memelihara burung pintar ini turun temurun.
Keluarga Aji panggilan akrabnya, bahkan menjadikan burung Beo bukan sekedar burung peliharaan, lantaran sanggup menirukan berbagai macam kalimat layaknya manusia, Beo sudah dianggap bagian anggota keluarga dan sekaligus membantu menjaga keamanan rumah.
"Burung ini cerdas dan pintar. Memelihara Beo itu seperti dapat teman ngobrol. Saat sepi dia bisa ngoceh apa saja, menirukan suara apa saja yang diajarkan kepadanya. Tergantung kita melatihnya, semakin rajin, telaten, maka kalimatnya juga semakin banyak," ujar Aji. (tribunjogja.com)