Menilik Relief Fabel Zaman Dinasti Mataram Kuno di Candi Sojiwan
Candi Sojiwan merupakan salah satu monumen dari Dinasti Mataram Kuno yang dibangun sekitar abad VIII-X Masehi.
Penulis: Hamim Thohari | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Selain terdapat candi Prambanan dan Candi Ratu Boko, wilayah Prambanan baik yang masuk wilayah Klaten ataupun Sleman memiliki beberapa candi lainya yang juga menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Candi Sojiwan.
Candi ini terletak berada Dukuh Kalongan, Desa Kebon Dalem Kidul, Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Candi Sojiwan merupakan salah satu monumen dari Dinasti Mataram Kuno yang dibangun sekitar abad VIII-X Masehi.
Candi Sojiwan didirikan sebagai bentuk penghormatan dari Raja Balitung (Dinasti Syailendra) untuk neneknya yang bernama Nini Haji Rakryan Sanjiwana yang beragama Budha. Hal tersebut berdasar prasasti Rukam yang 829 Saka/ 907 Masehi. Candi ini bergaya arsitektur Jawa Tengah, terdiri atas tiga bagian, kaki atau dasar, tubuh candi, dan atap candi.
Kompleks candi ini memiliki luas 8.140 meter persegi, dengan bangunan utama berukuran 401,3 meter persegi dan tinggi 27 meter. Candi ini menghadap ke barat.
Ditemukan pula arca dwarapala yang sudah rusak yang kini tersimpan di pos penjagaan di kompleks candi ini. Pada kaki candi ini terukir relief fabel kisah satwa Jataka yang mengelilingi kaki candi. Tangga candi di sisi timur diapit arca makara, namun hanya satu yang masih utuh, satu makara lainnya sudah hilang. Pada ujung atas tangga terdapat gawang pintu gerbang berukir kala.
Tubuh candi awalnya penuh berukir sulur-sulur, akan tetapi karena banyak batu yang hilang maka batu pengganti polos yang dipasang. Di tengah bangunan utama candi, terdapat ruangan yang cukup besar. Atap candi bersusun tiga yang bertingkat-tingkat. Pada tingkatan-tingkatan ini terdapat jajaran stupa-stupa. Bagian puncak candi dimahkotai stupa yang besar.
Pada kaki candi disajikan relief adegan yang dipetik dari cerita fabel Pancatantra atau jataka yang berada di candi Sojiwan. Jumlah relief sekitar 12 adegan. Cerita relief dibaca menuju ke selatan (mapradakṣiṇa). Beberapa cerita dari relief tersebut diantaranya relief dua pria yang berkelahi.
Relief ini menggambarkan dua orang pria yang sedang berkelahi satu sama lain. Pria sebelah kiri berada dalam posisi menyerang. Ia memegang sebuah pedang pada tangan kanannya yang tegak berdiri ke atas. Tangan kirinya dikepalkan dan menuding kepada figur yang berada di sebelah kanan. Kaki kirinya berdiri dan memberi kesan seakan-akan menendang.
Sedangkan figur yang duduk di sebelah kanan membelakangi figur yang satunya. Mulutnya terbuka, ia berambut keriting dan memakai sebuah kalung dan gelang. Tangan kirinya memegang sebuah payung. Posisi figur ini seolah-olah terganggu dan kontras terhadap figur yang satunya.
Relief lainya adalah perlombaan antara garuda dan kura-kura. Relief ini melukiskan cerita perlombaan antara garuda dan kura-kura menyeberangi samudra. Akhirnya Garuda kalah karena disiasati oleh para kura-kura.
Relief lainya menggambarkan kera dan kura-kura, tikus dan ular, serigala dan wanita, raja dan putri patih, gajah dan kambing, manusia singa, serigala dan banteng, singa dan banteng.