Prosesi Labuhan Juga Digelar di Pantai Parangkusumo

Sejumlah seserahan dan ubo rampe yang dibawa dari Keraton Yogyakarta dilarung ke laut selatan.

Penulis: apr | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Bramasto Adhy
Prosesi labuhan di Pantai Parangkusumo, Bantul, Selasa (19/5/2015) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Anas Apriyadi

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Keraton Yogyakarta Hadiningrat kembali menggelar ritual labuhan memperingati bertahtanya Sri Sultan Hamengku Buwono X, di Pantai Parangkusumo, Selasa (19/5/2015).

Dalam labuhan yang juga digelar di Gunung Merapi dan Gunung Lawu ini sejumlah seserahan dan ubo rampe yang dibawa dari Keraton Yogyakarta dilarung ke laut selatan.

Sebelum dibawa ke laut selatan, berbagai ubo rampe terlebih dahulu dibawa di Kantor Kecamatan Kretek untuk dilakukan upacara penyerahan dari perwakilan keraton kepada Bupati Bantul.

KRT Wijoyo Pamungkas sebagai perwakilan pihak keraton dalam upacara ini menjelaskan labuhan ini merupakan labuhan patuh atau labuhan kecil yang dilakukan setahun sekali setiap tanggal 30 Rejeb. "Labuhan ini dilakukan dalam rangka tingalan dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X," jelasnya.

Dalam upacara ini, ia menerangkan sejumlah barang akan dilarung ke laut selatan. Barang-barang tersebut seperti sejumlah pakaian, kain, kembang setaman, serta barang lainnya.

"Ada pengajeng jumlahnya sebelas, penderek jumlahnya sembilan, terakhir ada rambut, kuku dan sebagainya," terangnya.

KRT Wijoyo menjelaskan upacara ini merupakan tradisi tinggalan leluhur yang bertujuan memohon keselamatan bagi raja beserta keluarga, abdi dalem, serta seluruh masyarakat Yogyakarta dan Indonesia.

Sementara itu Bupati Bantul, Sri Surya Widati juga menjelaskan upacara ini bertujuan agar seluruh masyarakat Yogyakarta mendapat keselamatan dan dijauhkan dari bencana.

"Biar kerto raharjo, toto titi tentrem, tiada bencana yang menimpa DIY, dan masyarakatnya sejahtera," ungkapnya.

Usai acara serah terima di Kantor kecamatan Kretek, beebagai ubo rampe yang diletakkan dalam tandu dibawa ke Cepuri Parangkusumo untuk diserahkan kepada juri kunci Parangkusumo R Surakso Jaladri.

Sesampainya di Cepuri Parangkusumo, berbagai ritual dan doa masih dilakukan, kemudian berbagai ubo rampe diletakkan dalam tiga tandu berbeda untuk kemudian dilarung ke laut selatan.

Berbagai ubo rampe lalu dibawa ke bibir pantai untuk didoakan oleh pemuka agama dan kemudia di larung ke tengah laut dengan dibawa oleh anggota SAR Parangtritis yang menggunakan pelampung.

Ritual ini menarik ribuan warga yang tertarik untuk melihat prosesi ini maupun untuk mencari berkah dengan memungut ubo rampe yang telah dilarung ke laut. Selain itu upacara ini juga menarik banyak wisatawan manca negara. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved