Tak Ada Lonjakan Penyakit Pascabanjir Yogya
Jikapun ada pasien yang mengeluhkan diare jumlahnya hanya sekitar 2 hingga 5 pasien, itu pun tak terjadi setiap hari.
Penulis: Hamim Thohari | Editor: Hendy Kurniawan
Laporan Reporter Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Seminggu pascabanjir yang melanda di beberapa kawasan di bantaran kali Code, petugas kesehatan Puskesmas Danurejan I tidak menemukan adanya lonjakan pasien yang mengeluhkan panyakit.
"Tidak ada peningkatan pasien penyakit yang biasanya muncul pascabanjir seperti gatal-gatal, dan diare," ujar dokter Puskesmas Danurejan I, Bondan Dananjoyo saat ditemui di tempat kerjannya, Rabu (29/4/2015).
Jikapun ada pasien yang mengeluhkan diare jumlahnya hanya sekitar 2 hingga 5 pasien, itu pun tak terjadi setiap hari. Meskipun tidak ada peningkatan jumlah pasien pascabanjir, Bondan mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai sejumlah penyakit yang rentan terjadi, seperti leptospirosis.
Untuk mengantisipasi penyebaran beragam penyakit pascabanjir, petugas puskesmas baik dokter dan perawat turun ke lapangan untuk memastikan kesehatan lingkungan.
Selain melakukan pemantauan terhadap kondisi kesehatan masyarakat, petugas Kesling juga memeriksa keadaan sumur di daerah yang terdampak banjir. Bagi sumur yang keruh dan airnya tidak layak digunakan, petugas Kesling mencoba mengupayakan agar air sumur bisa digunakan kembali dengan memberi kaporit.
Beberap hal yang harus diwaspadai oleh masyarakat seusai terjadinya banjir adalah menghindari genangan air dan sesegera mungkin membersihkan lingkungan. (*)