Ini Dia Sosok Dibalik Gantungan Kunci Antibegal Haji Lulung

Laporan Reporter Tribun Jogja, Khaerur Reza

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Mengusung Brand 'Evriz Souvenir and Craft', Rizky Aulia (27) berhasil menuai sukses dalam bisnis kerajinan tangan. Bahkan dia sempat memasarkan hasil karyanya ke luar negeri seperti Brunei Darussalam dan Korea Selatan.

Rizky yang memasarkan hasil kerajinan tangan berbahan dasar clay melalui internet dan media sosial berhasil memasarkan produknya sampai luar negeri, namun dia tetap berharap produknya lebih di kenal di dalam negeri.

“Saya berharap produk Evriz Souvenir and Craft lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke,” kata Rizky dalam rilis yang diterima Tribunjogja.com Selasa (24/3/2015).

Rizky sendiri tidak memulai usahanya dengan mulus, hanya memiliki ijazah SMA dia sempat kelimpungan mencari nafkah. Beberapa bidang pekerjaan pernah digelutinya dari pemulung, pengamen sampai buruh bangunan.

Nasibnya berubah sejak seorang kerabat memberikan buku yang berisi mengenai kerajinan tangan berbahan dasar clay (sejenis tanah liat). Rizki membaca buku itu dengan seksama, kemudian ia tergerak untuk mulai bereksperimen, membuat kerajinan tangan dari clay yang ia beli dari uang hasil penjualan kasur bekas dan menjualnya di pinggir jalan yang ternyata laku.

Seolah tidak mau berpuas diri, dia terua mencoba mengembangkan bisnisnya dengan memasarkan produk melalui media sosial dan toko online yang dinilai sedang tren di kalangan anak muda, target pasar utamanya.

Di situlah pangsa pasarnya meluas bahkan sampai mendapat pesanan dari luar negeri.

Rizki bahkan sempat membuat heboh masyarakat dengan menjual Gantungan Kunci Anti Begal yang dijual terbatas di toko online Tokopedia.com.

Gantungan ini menjadi heboh karena dikeluarkan bertepatan dengan momen maraknya begal di tanah air dan momen perseteruan antara Gubernur DKI Basuki Tjahaya Purnama dengan DPRD DKI yang dimotori H Abraham Lunggana atau Haji Lulung yang menjadi perhatian masyarakat.

Rizky yang kini sukses sudah bisa membuka toko offline di bilangan Bogor ini tidak membuatnya lupa diri. Kini ia mempekerjakan anak-anak muda berlatar pendidikan rendah, yang sehari-hari berprofesi sebagai pengamen, untuk mendukung proses produksinya.

“Kesuksesan adalah saat dimana kita mampu dan mau mengabdi kepada sekitar, membuat orang-orang yang ada di sekitar kita menjadi lebih baik,” ujarnya. (tribunjogja.com)