Para Pengemis Ini Dikerangkeng seperti Binatang di Pinggir Jalan

Keberadaan para pengemis ini kerap kali mengganggu kenyamanan maupun bahkan mengurangi kekusyukan orang saat beribadah

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Ikrob Didik Irawan
zoom-inlihat foto Para Pengemis Ini Dikerangkeng seperti Binatang di Pinggir Jalan
NBC News
Para pengemis di Tiongkok, tepatnya di wilayah Nanchang, Provinsi Jiangxi digelar upacara keagamaan Xishan Wanshou Palace Temple Fair.

TRIBUNJOGJA.com, JIANGXI - Setiap tahun, Tiongkok, tepatnya di wilayah Nanchang, Provinsi Jiangxi digelar upacara keagamaan Xishan Wanshou Palace Temple Fair, yang selalu menarik perhatian banyak wisatawan maupun warga yang menjalani upacara tersebut.

Pada perayaan yang digelar pada pertengahan bulan September 2014 lalu, mereka memperkirakan ada sekitar 100 ribu pengunjung.

Namun, Tiongkok memiliki PR besar terkait event ini. Tak hanya mereka yang beribadah maupun para wisatawan yang bertamasya, namun upacara ini juga menjadi magnet bagi para pengemis untuk mendapatkan banyak uang dari para wisatawan.

Mereka pun menilai, keberadaan para pengemis ini kerap kali mengganggu kenyamanan maupun bahkan mengurangi kekusyukan orang saat beribadah.

Lantas apa yang dilakukan pihak penyelenggara festival tersebut? Ternyata jawabannya bisa membuat kita mengelus dada.

Pihak penyelenggara membuat sebuah tempat khusus seperti kandang yang terbuat dari jeruji besi sepanjang 165 kaki. Kerangkeng ini ditempatkan di pinggir jalan dengan para pengemis di dalamnya.

Mereka duduk sambil mengiba sementara peralatan mereka berupa mangkuk di simpan di luar 'kandang'. Hanya itulah yang mereka lakukan sambil menunggu belas kasihan orang lain yang melemparkan recehan ke dalam mangkuk milik mereka.

"Seperti kebun binatang saja, ini benar-benar merendahkan mereka sebagai manusia," tulis seorang pengguna situs jejaring sosial Weibo mengomentari foto-foto ini yang tersebar luar di jejaring sosial tersebut.

Pengguna jejaring sosial lainnya menegaskan bahwa pemerintahan Tiongkok harus mengambil langkah tepat dalam masalah ini. Karena perlakukan mereka terhadap para pengemis benar-benar merendahkan harkat dan martabat mereka bahkan dianggap seperti layaknya anjing.

Otoritas pemerintahan di Perfektur Xinjian, Mr Wan membenarkan bahwa para pengemis diperlakukan demikian. Namun ia memiliki pandangan yang lebih berimbang mengenai hal itu. Menurut dia, tak sedikit dari para pengemis itu merupakan pengemis musiman yang tak jarang menggunakan cara-cara licik untuk menipu dan menjaring belas kasihan orang.

Bahkan tak sedikit diantaranya para pengemis yang kerap kali mengganggu kekusyukan saat orang beribadah.

"Selain itu, acara itu juga sangat ramai, sehingga mereka bisa saja terserempet mobil," ulasnya sebagaimana dikutip tribunjogja.com dari NBC News.

Tak hanya itu, pemerintahan lokal Xinjian juga saat itu langsung memberikan klarifikasi terkait hal itu. "Ini dilakukan supaya mereka terhindar dari kecelakaan, kami menyediakan shelter sementara yang di kedua sisinya memiliki pintu yang terbuka," demikian keterangan pemerintahan setempat dalam situs jejaring sosial weibo.

Namun, sebagian besar netizen tak puas dengan jawaban pemerintahan setempat. Mereka meminta pemerintahan untuk mengaku salah dan juga meminta maaf secara terbuka. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved