Mengolah Tradisi Jawa dengan Rasa Kontemporer
Sejak dibuka pada 20 Agustus lalu, gelaran Festival Kesenian Yogyakarta 26 (FKY) mendapatkan banyak respon dari masyarakat
Penulis: rap | Editor: Ikrob Didik Irawan
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - SEJAK dibuka pada 20 Agustus lalu, gelaran Festival Kesenian Yogyakarta 26 (FKY) mendapatkan banyak respon dari masyarakat, setidaknya jumlah pengunjung semakin harinya bertambah hingga mencapai rata-rata 15.000 pengunjung. Memasuki minggu ke-2, FKY 26 masih menyajikan beberapa high light acara untuk bisa dinikmati oleh masyarakat Yogyakarta.
Beberapa high light acara terdekat, diantaranya adalah Pagelaran Teater Sego Gurih pada tanggal 2,4 dan 6 September. Kelompok ini terus mengangkat teater yang berpijak dan mengolah tradisi Jawa, lalu mengembangkannya dengan cita rasa kontemporer.
Pertunjukan teater dalam FKY 26 kali ini sengaja dilakukan di banyak tempat untuk mengangkat kembali tradisi dalam sejarah pertumbuhan teater modern di Indonesia. Pemilihan ini juga didasari semangat untuk membuka ruang-ruang alternatif pertunjukan di Yogyakarta.
Teater Sego Gurih akan melakukan pertunjukan di Tobong Ketoprak Kelana Bakti Budaya, Dusun Balong Bayen, Purwomartani, Kalasan, Sleman. Di sana Teater Sego Gurih akan berkolaborasi dengan awak panggung ketoprak tobong tersebut. Kelompok tersebut akan mengangkat lakon Purik, yaitu lakon berbahasa Jawa yang mengungkap kenyataan-kenyataan sosial terkini di masyarakat.
Pertunjukan Teater ini akan berlangsung selama 3 hari yaitu pada Selasa, 2 September 2014 bertempat di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjosoemantri (PKKH) UGM, kemudian pada Kamis, 4 September 2014 bertempat di Terminal Condong Catur dan yang terakhir pada Sabtu, 6 September 2014 di Tobong Kelana Bhakti Budaya, Balong Bayen, Purwomartani, Kalasan, Sleman. Seluruh pertunjukan dimulai pukul 19.30 WIB hingga pukul 21.30 WIB.
Selain itu di FKY 26 juga digelar Sastra Tamansari "Puisi - Puisi di Jantung Tamansari" yang akan menampilkan pembacaan puisi dari 15 penyair muda terkini Yogyakarta. Panggung ini juga menggelar beragam bentuk tafsir puisi dalam pertunjukan.
Seluruh puisi yang dibacakan dalam Panggung Sastra Puisi-Puisi di Jantung Tamansari juga akan diterbitkan menjadi sebuah antologi puisi dengan tajuk yang sama. Kegiatan ini bertempat di Plataran Tamansari, selama tiga hari berturut-turut yaitu pada tanggal 4 hingga 6 September 2014, mulai pukul 19.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB. (tribunjogja.com)
