Ngalap Berkah di Merti Dusun Mbah Bergas

Ratusan warga Ngino, Margoagung, Seyegan, tumpah ruah memadati Balai Ringin guna memperingati merti dusun Mbah Bergas, Jumat (16/05).

Penulis: pdg | Editor: tea
zoom-inlihat foto Ngalap Berkah di Merti Dusun Mbah Bergas
Tribun Jogja/ Padhang Pranoto
Ratusan warga Ngino, Margoagung, Seyegan, tumpah ruah memadati Balai Ringin guna memperingati merti dusun Mbah Bergas, Jumat (16/05).

Laporan Reporter Tribun Jogja, Padhang Pranoto

TRIBUNJOGJA.COM, TRIBUN - Ratusan warga Ngino, Margoagung, Seyegan, tumpah ruah memadati Balai Ringin guna memperingati merti dusun Mbah Bergas, Jumat (16/05).

Tuginem (60) satu diantaranya, warga Ngino tersebut rela berdesakan memungut gunungan sebagai upaya ngalap berkah. "Nanti gabahnya di tanam lagi di sawah, supaya dapat berkah. Lalu sayurannya dimasak," tutur perempuan ini.

Ngrayah gunungan juga dilakukan oleh Pardiah (40) yang pada kesempatan tersebut memboyong berbagai macam sayuran.

kuncen Desa Ngino Paijo menuturkan, sosok Mbah Bergas merupakan seorang punggawa dari Majapahit yang melarikan diri setelah kerajaan itu pecah di tahun 1400 Saka. Melanglang desa akhirnya Mbah Bergas sampai di .sebuah hutan belantara, yang kemudian berganti nama menjadi Ngino.

Di petilasan yang bernama Si Keramat itulah Mbah Bergas bertemu Sunan Kalijaga yang kemudian menjadi guru spiritual Agama Islam.

Setelah pertemuannya dengan Kalijaga, Mbah Bergas kemudian menyebarkan Islam dan menjadi cikal bakal dari penduduk Ngino. Tradisi mengenang jasa Mbah Bergas, kini tetap dijalankan pada setiap Jumat Kliwon di bulan Mei.

Hal ini dikarenakan bulan ini merupakan pasca masa panen raya padi.

Menurut Kepala Desa ini, Edy Yulianto acara ini mendapat antusias yang tinggi dari masyarakat. Atensi masyarakat tak putus mengiringi empat gunungan yang diarak dari Balai Desa Margoagung menuju balai ringin sejauh 2 km.

Adapun setelah proses arak-arakan dan jarah ngraya gunungan. Warga juga berkesempatan mengambil air yang berasal dari Sendang Planangan. Air tersebut kemudian ditempatkan kedalam sebuah gentong. Tidak sampai disitu, acara pun masih diteruskan dengan pagelaran wayang semalam suntuk. (Pdg)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved