Kereta Vs Truk Tangki
Bayi Satu Tahun Selamat dari Kobaran Api
Balita ia tampak terdiam saat digendong dan dibonceng seorang ibu.
TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Keajaiban itu nyata. Hal inilah yang dialami seorang bocah korban tabrakan Kereta api Rel Listrik (KRL 1131) Commuter Line rute Serpong-Tanah Abang, kemarin. Pada hari nahas itu, si bayi usia setahun bersama ibundanya ditemukan petugas pemadam kebakaran dari gerbong khusus perempuan di gerbong pertama.
Balita itu kemudian diamankan di posko dekat lokasi kejadian. Sementara, ibunya dirawat di RS dr Sunyoto. Pantauan TRIBUNnews.com, sekitar 17.00 WIB, dua anggota keluarga menjemput balita tersebut dengan sepeda motor matic dari posko data dan informasi dekat lokasi kejadian.
"Terima kasih ya pak," ujar seorang perempuan anggota keluarga korban kepada petugas kepolisian yang menyerahkan bayi selamat itu kepadanya.
"Kami temukan bayi itu di gerbong pertama. Alhamdulillah tidak ada luka," ujar seorang petugas pemadam kebakaran di lokasi kejadian.
Balita ia tampak terdiam saat digendong dan dibonceng seorang ibu. Si ibu yang menjemputnya sesekali menutupi kepala bayi menggunakan terpal menghindari guyuran hujan ke tubuhnya.
Tabrakan KRL dengan truk pengangkut bahan bakar ini mengakibatkan truk sempat terseret sekitar 15 meter lalu terguling. Bersamaan tabrakan itu, tangki bahan bakar meledak disusul kobaran api.
Gerbong pertama yang khusus mengangkut penumpang perempuan terguling dengan kondisi hancur pada ruang masinisnya.
Saat kecelakaan itu, suasana di dalam gerbong dua KRL 1131 yang ditumpangi pasangan Ricky (51) dan Animissa (50), cukup hening. Penumpang yang berdiri hanya berdiam diri tak bersuara, sedangkan penumpang yang duduk sebagian besar tertidur.
Ricky dan istrinya naik dari Stasiun Sudimara, Tangerang, Banten dan berangkat sekitar pukul 11.11 WIB. Siang kemarin ia bepergian ke Tanah Abang untuk menemui teman. Sejak kereta tersebut melintas di Stasiun Sudimara, penumpang sudah lumayan penuh. Banyak penumpang di setiap gerbong yang terpaksa berdiri.
"Ada yang tidur, ada juga yang berdiri. Saya sendiri tidak dapat tempat duduk jadi terpaksa berdiri. Tapi istri saya dapat tempat duduk," katanya.
Singgah di Stasiun Pondok Ranji, kereta tersebut kembali dimasuki sejumlah penumpang, alhasil kereta itu jadi tambah sesak. Ia pun hampir terdorong jauh dari istrinya, beruntung ia masih bisa berdiri tak jauh dari sang istri.
"Setelah keluar Stasiun Pondok Ranji, suasana di dalam gerbong masih sepi, tidak ada yang mengobrol. Lalu kereta berhenti mendadak, berbarengan dengan suara ledakan," ujarnya.
Ricky terpental jauh dari istrinya, begitu pun penumpang lain yang berdiri. Sesaat kemudian kepanikan luar biasa pun terjadi. Teriakan doa berharap pengampunan pun terdengar, rintihan kesakitan dan teriakan kaget.
Sahran (62) kebetulan satu gerbong dengan pasang suami istri itu juga ikut jatuh. Sahran mengingat ia mendengar suara benda menubruk lantai kereta, berbarengan dengan jeritan histeri dan teriakan memilukan. "Saya pikir suara itu suara orang jatuh ke lantai, saya pun ikut jatuh," kata Sahran.
Gerbong pertama dan kedua roboh ke arah kanan rel. Penumpang di gerbong dua seingat Sahran langsung berlarian menuju pintu, namun pintu itu masih tertutup rapat, suasana di dalam gerbong pun makin panik. Beruntung tak lama kemudian tiba-tiba pintu terbuka, penumpang pun berlarian keluar.