Dewan Masjid Kecam Pernyataan Nurul Arifin
Ia dituding telah melontarkan komentar bahwa Jusuf Kalla dipilih menjadi Ketua Umum DMI karena mencalonkan diri
TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Dewan Masjid Indonesia (DMI) menilai tudingan Politisi Partai Golkar, Nurul Arifin telah melecehkan dan menghina lembaga umat Islam dan pengurus masjid. Sebabnya, Jusuf Kalla dipilih menjadi Ketua Umum DMI bukan karena mencalonkan diri. DMI justru meminta Jusuf Kalla untuk menjadi Ketua Umum.
"Pak JK tidak pernah mencalonkan jadi Ketum DMI, tapi dimohon, didaulat dan dipilih secara aklamasi oleh Muktamar DMI, bahkan pada saat Pak JK berada di luar negeri," kata Ketua Departemen Komunikasi DMI, Munawar Fuad kepada Tribunnews.com melalui rilis di Jakarta, Sabtu (16/11/2013).
Ia menjelaskan, Jusuf Kalla diminta menjadi Ketua Umum DMI lantaran pengaruh dan ketokohannya di Indonesia sangat kuat.
"Sejak kecil dan latar keluarga besarnya yang menjadi pengurus masjid dan berlatar santri dan keluarga muslim yang taat," ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Nurul Arifin menuai protes setelah muncul pernyataannya di sebuah koran terbitan Jakarta. Dalam rilis yang diterima TRIBUNnews.com disebutkan, Nurul Arifin mengeluarkan pernyataan yang menyudutkan dengan menuduh JK menggunakan kerja sosial di Palang Merah Indonesia (PMI) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) sebagai institusi politik pribadi. Nurul, masih menurut rilis tersebut, juga menuduh JK melakukan pendekatan kepada Jokowi untuk kepentingan pilpres 2014.
Atas pernyataan Wakil Sekjen Partai Golkar itu, Munawar mengatakan, DMI mendesak Nurul Arifin untuk meminta maaf. "Nurul Arifin harus mencabut pernyataan tersebut dan minta maaf kepada para Pengurus DMI dan DKM yang jumlahnya mencapai sejuta masjid. Jika tidak, Para DKM Masjid akan menggugat secara hukum," imbuhnya.
Sementara itu, Nurul Arifin menyangkal telah menyudutkan Jusuf Kalla. Ia mengaku, mengapresiasi peran Kalla di DMI dan PMI.
"Tidak ada kata-kata dari saya yang isinya, menggunakan atau memanfaatkan. Saya, Nurul Arifin apresiasi langkah JK," tegas Nurul.
Pernyataan ini disampaikan anggota komisi II DPR RI dari Fraksi Golkar ini untuk meluruskan pemberitaan yang menyebutkan dirinya menuduh JK menggunakan kerja sosial di Palang Merah Indonesia (PMI) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) sebagai institusi politik pribadi. Begitu pula tentang JK melakukan pendekatan kepada Jokowi untuk kepentingan Pilpres 2014.
Ia menilai, ada kesalahan interpretasi dari pernyataannya tersebut. Ia menyebut, Kalla sebagai tokoh yang luar biasa. "Beliau adalah pribadi yang luar biasa. Bukan tokoh di dalam negeri. Tetapi tokoh perdamaian di tingkat dunia," jelasnya seraya meminta maaf bila ada ungkapan yang justru mendeskriditkan Kalla.
"Namun demikian saya mohon maaf seandainya apa yang saya ungkapkan menyinggung perasaan Pak JK. Karena sesungguhnya saya sangat menghormati dan menjunjung tinggi marwah Pak JK," ucapnya.(*)