Sultan Usulkan Akademi Khusus Peternak Sapi

Ia mengusulkan adanya sebuah akademi komunitas peternak sapi perah

Penulis: Joko Widiyarso | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUN JOGJA | JOKO WIDYARSO
TINJAU FASILITAS - Gubernur DIY, Sri Sultan HB X; Bupati Sleman, Sri Purnomo; dan Presdir Sarihusada, Olivier Pierredon, meninjau Pusat Pelayanan Pertanian dan Peternakan Terpadu di Plosokerep, Sleman, Kamis (10/10). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Joko Widyarso

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Perwakilan peternak di Dusun Plosokerep, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Sarjupri, mengucap syukur kepada seluruh pihak yang memberikan fasilitas peternakan dan pertanian terpadu di dusunnya.

Ia mengucapkannya saat peresmian Pusat Pelayanan Pertanian dan Peternakan Terpadu di Plosokerep, Umbulharjo, Cangkringan, Kamis (10/10/2013) oleh Gubernur DIY, Sri Sultan HB X; Bupati Sleman, Sri Purnomo; dan Presdir Sarihusada, Olivier Pierredon.

"Saya ingat 10 bulan yang lalu saat peletakan batu pertama bangunan ini. Tapi kini kami sudah punya mata pencaharian yang layak dan berkesinambungan. Kami masih butuh bimbingan teknis yang relevan dengan apa yang kami butuhkan untuk dapat menembus pasar yang lebih luas daripada sekarang ini," katanya mewakili sebanyak 12 kelompok yang ikut dalam program Merapi Project.

Menanggapai hal tersebut, Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, langsung meminta peternak, Yayasan Temali dan Sarihusada untuk mengupayakan sebuah modul atau kurikulum yang berisikan cara memelihara sapi perah yang baik dan benar. Ia juga mengusulkan adanya sebuah akademi komunitas peternak sapi perah.

Sultan bahkan menawarkan jika nanti tercetak peternak sekaligus penyuluh andal, mereka akan dapat diperbantukan di DI Yogyakarta sebagai pekerja alih daya (outsourching). Dengan begitu, pendapatan mereka akan berbeda jika hanya menjadi peternak saja.

"Kalau ingin di-outsourching, memang syaratnya harus punya sertifikat dulu. Setifikat itu berkaitan dengan profesi, soal mengerti bagaimana mengelola sapi perah yang benar, bukan soal pendidikan," jelasnya.

Bupati Sleman, Sri Purnomo menambahkan, bantuan berupa Pusat Pelayanan Pertanian dan Peternakan Terpadu sangat bermanfaat bagi sarga Sleman, terlebih sebagai upaya bangkit setelah erupsi Merapi tiga tahun lalu.

"Berdasarkan struktur perekonomian daerah, pertanian memberikan kontribusi sebesar 12,99 persen tahun 2012. Sedangkan berdasar struktur mata pencaharian penduduk, sekitar 28 persen masyarakat Sleman bergerak pada sektor tersebut," jelasnya.

Presdir Sarihusada, Olivier Pierredon, senang dengan perkembangan Merapi Project yang mampu meningkatkan produktivitas petani dalam hal susu sapi perah. Ia berharap hal tersebut akan dapat dikembangkan di daerah lain.

Hingga kini, fasilitas terpadu tersebut setidaknya telah membantu sebanyak 45 keluarga di Kecamatan Cangkringan yang mendapatkan bantuan untuk program sapi perah. Sedangkan 149 keluarga memperoleh bantuan untuk program non-sapi perah.(wid)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved