Warga Tak Perlu Khawatir dan Panik

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sampai saat ini kami memang belum melakukan pendakian ke puncak untuk melihat kondisi terkini Merapi. Pendakian saudara Surat tentunya masih perlu dikaji lagi, karena pengamatannya tak berlandaskan ilmu kegunungapian.

Pengamatan saudara Surat yang menyatakan diameter kawah semakin lebar, dimungkinkan memang ada perubahan pada tempat asap solfatara. Namun jika saudara Surat melihat lubang kawah berdiameter sebesar 20 meter, dipastikan itu bukan kawah utama Merapi.

Hal ini dikarenakan diameter lubang di kawah utama mencapai 500 meter. Melihat fenomena yang terjadi belakangan waktu ini, kondisi Merapi belum mengancam warganya.

Jadi sebaiknya warga tidak perlu panik dan khawatir dengan kejadian yang ada kemarin. Peningkatan status pun belum dibutuhkan mengingat hujan abu sudah berhenti, dan belum ditemukan gejolak yang menonjol lagi.

Peristiwa hujan abu yang terjadi 22 Juli lalu juga bukan ancaman bagi warga sekitar Merapi. Gunung ini sudah kerap mengembuskan asap yang berakibat hujan abu. Sejak erupsi 2010, fenomenanya sudah berkali-kali.

Meskipun sering, namun peristiwa 22 Juli memang fenomena yang tidak biasa dibandingkan kejadian sebelum-sebelumnya. Hal ini dikarenakan, hembusan yang terjadi pada Gunung Merapi disertai dengan dentuman yang cukup besar.

Sekalipun begitu, saat ini kondisi Gunung Merapi masih normal, tidak mengancam, dan tidak perlu adanya kenaikan status.(*)

(*) Analisis DRS SUBANDRIYO, Kepala BPPTKG Yogyakarta