Merapi Semburkan Debu

Warga Klaten di Wilayah Lereng Merapi Kekurangan Masker

Pascahujan abu bercampur pasir Gunung Merapi, aktivitas sekolah yang ada di lereng merapi, Kabupaten Klaten berangsur pulih

Penulis: oda | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUN JOGJA/OBED DONI ARDIYANTO
Sebagian siswa SD N 1 Balerante menggunakan masker saat mengikuti kegiatan belaja mengajar di sekolahnya. Dampak hujan abu disertai pasir dapat mengancam kesehatan paru-paru 
Laporan Reporter Tribun Jogja, Obed Doni Ardiyanto

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN – Pascahujan abu bercampur pasir Gunung Merapi, aktivitas sekolah yang ada di lereng merapi, Kabupaten Klaten berangsur pulih. Akan tetapi, sejumlah SD di Balerante tampak belum terisi penuh oleh para murid yang biasanya belajar di sekolah tersebut.

“Kemarin ikut mengungsi, karena itu tidak masuk sekolah dulu bersama teman-teman. Namun hari ini saya masuk untuk sekolah. Ada teman-teman lain yang belum masuk sekolah. Saya tidak tahu alasannya. Mungkin belum boleh sama orang tuanya,” tutur Yulia Agustina (12), siswa Kelas VI SD N 1 Balerante, di Klaten, Selasa (23/7/2013).

Mereka berkegiatan di sekolah dengan menggunakan masker. Akan tetapi tidak semuanya menggunakan masker. Padahal, endapan abu vulkanik yang bercampur pasir masih terlihat di jalanan maupun bangunan dan dengan mudah memunculkan debu. Sehingga warga wilayah Kecamatan Kemalang, terutama anak-anak sekolah akan dengan mudah menghirup udara kotor itu.

“Masker itu berguna untuk menutup hidung supaya udara yang bercampur dengan abu vulkanik dan pasir yang turun kemarin dan masih bersisa tidak masuk ke paru-paru. Sangat penting, karena jika tidak menggunakan dapat mengganggu pernafasan dan batuk-batuk,” tambah bocah asal dukuh Banjarsari, Desa Balerante, Kecamatan Kemalang tersebut.

Kebutuhan masker yang penting untuk menjaga kesehatan pernafasan anak-anak dikeluhkan oleh pihak sekolah, akibat kurangnya perhatian pemerintah daerah tentang kebutuhan kegawat-darurat tersebut. Para guru yang tidak memakai masker menyayangkan respon pemerintah daerah untuk kesehatan generasi penerusnya.

“Pembagian masker itu untuk melidungi anak-anak dari abu vulakanik karena masih banyak bertebaran dan dapat terhirup. Masker itu suatu kebutuhan yang diperlukan warga saat ini, pascaturunnya abu disertai pasir halus. Ini tadi yang dibagikan masih kurang, karena merupakan sisa bantuan. Hingga saat ini belum ada bantuan masker dari pemerintah daerah maupun lainnya,” tegas salah satu guru SD N 1 Balerante, Surono. (*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved