Benteng Keraton
Jagang di Selatan Gading Bakal Dipulihkan
Dinas Kebudayaan DIY berencana akan membuka sebagian jagang (parit) yang dahulu pernah ada mengelilingi Benteng Keraton
Penulis: Hendy Kurniawan |
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Kebudayaan DIY berencana akan membuka sebagian jagang (parit) yang dahulu pernah ada mengelilingi Benteng Keraton. Lokasi yang dipilih sebagai penanda pernah adanya jagang tersebut adalah selatan Plengkung Gading atau di tepi Jalan MT Haryono Yogyakarta.
Rencana ini serupa dengan pembukaan jagang yang ada di Benteng Vredeburg, di mana saat ini tengah dikerjakan dan ditargetkan selesai pada akhir tahun 2012.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, GBPH Yudaningrat menjelaskan, jagang yang akan dibuka sepanjang sekitar 20 meter. Sedangkan posisi persisnya baru akan diputuskan setelah ada penelitian yang melibatkan para ahli dibidangnya.
"Dipilih di selatan Gading karena diketahui kondisi jagang masih utuh dan letaknya strategis. Selain itu kanan kirinya (Plengkung Gading) masih ada lahan kosong," terang Gusti Yuda, Selasa (25/9).
Saat ini pihaknya sedang melaksanakan Detail Enginering Design (DED) terhadap lokasi jagang yang mau dibuka. Kemudian akan direalisasikan pembukaan tersebut pada tahun depan dengan mengalokasikan dana dari APBD DIY 2013.
"Jagang yang dibuka ini nantinya kemungkinan tidak akan sama persis dengan aslinya. Seperti yang sekarang dilakukan di Benteng Vredeburg, kedalamannya hanya dibatasi sampai 2,5 meter dari aslinya yang mencapai 5 meter. Ini dilakukan dengan alasan menjaga keselamatan pengunjung," urai Gusti Yuda
.
Beberapa pemukiman atau toko yang berada di atas lokasi jagang yang akan dibuka nantinya akan diberi ganti untung. Terlebih ada peraturan bangunan cagar budaya dan kawasan cagar budaya yang diatur dalam UU atau perda, bahwa bangunan tidak boleh menempel dengan dinding Benteng Keraton.
"Sekarang kan banyak Benteng Keraton dikerowoki untuk tidur, bahkan ada yang digunakan sebagai toilet. Ada pula yang dijebol untuk menggabungkan bangunan di luar dan dalam benteng," kata Gusti Yuda.
Ditemui terpisah, Kepala Bidang Sejarah Purbakala dan Museum Dinas Kebudayaan DIY, Nursatwika memaparkan, rencana pembukaan jagang tersebut sedang dikoordinasikan dengan Pemkot Yogyakarta. Untuk kemudian menentukan titik lokasi serta membuat perencanaan.
"Detailnya memang belum ada. Baru mau dibuat konsepnya setelah penentuan titik mana dibukanya jagang. Pastinya di selatan Plengkung Gading, bisa sebelah barat atau timurnya. Kami mau lihat lokasinya dulu," urai Nursatwika.
Penelitian dan perencanaan pembukaan jagang sebagai penanda sejarah kepada masyarakat ini akan melibatkan ahli arkelogi, arsitektur dan tata kota. "Dalam waktu dekat kami lakukan penelitian, sedangkan untuk pelaksanaannya mulai tahun depan," imbuh Nursatwika.
Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan HB X, mengaku belum mengetahui apakah rencana tersebut sudah dikomunikasikan dengan pihak Keraton.
"Saya belum tahu, bisa ditanya ke Mas Hadi (KGPH Hadiwinoto)," ucapnya. (*)