Syawalan Idul Fitri
Sutrisno Grogi Bertatap Muka dengan Ngarso Dalem
Acara open house Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Sri Paduka Paku Alam IX dengan masyarakat umum
Penulis: Sigit Widya | Editor: tea
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Acara open house Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Sri Paduka Paku Alam IX dengan masyarakat umum di Pagelaran Keraton Yogyakarta, Jumat (24/8/2012) pagi, dihadiri ribuan orang. Sutrisno (65) adalah satu di antara warga yang antusias mengikuti halal bihalal dengan gubernur dan wakil gubernur DIY tersebut.
Rautnya tampak lelah. Ia seperti menahan kantuk teramat berat. Kedua kantung matanya bengkak dan memerah. Namun, semangat untuk bisa berjabat tangan dengan Sultan terlalu kuat, sehingga beban yang disandangnya tidak menjadi halangan.
Ya, Sutrisno memang sudah bertekad bulat untuk menghadiri acara open house ini. Ia sudah berada di Alun-Alun Utara Yogyakarta sejak Kamis (23/8) sore, pukul 15.00 WIB. Tujuannya satu, yakni menjadi orang pertama yang berjabat tangan dengan Raja Keraton Yogyakarta itu.
"Semua sudah saya siapkan secara baik. Saya rela berangkat dari rumah sehari sebelumnya agar tidak kemrungsung (tergesa-gesa). Saya naik angkot selama dua jam, ongkosnya Rp 13.000," aku warga Sidorejo, Lendah, Kulonprogo ini, selesai mengikuti open house.
Mengenakan peci dan baju batik warna coklat, Sutrisno mengaku belum semenit pun beristirahat sejak kedatangannya di Alun-Alun Utara Yogyakarta, kemarin. Untuk membunuh waktu, pensiunan guru sejarah dan beberapa mata pelajaran lain di SMP 8 Yogyakarta ini memilih berjalan-jalan sambil berwisata kuliner.
"Sampai sekarang (Jumat, 24 Agustus 2012 pagi), saya sama sekali belum tidur. Saya menyempatkan jalan-jalan di sekitar Gedung Agung. Malam harinya, saya duduk di depan Pagelaran Keraton sambil menikmati suasana Yogya. Saking bingungnya mau apa, saya sampai makan malam sebanyak tiga kali," lanjutnya.
Malam pun lewat. Hari telah berganti. Pada Jumat (24/8/2012) dinihari, Sutrisno kemudian mencari kamar mandi mandi di sekitar Alun-Alun Utara Yogyakarta untuk membersihkan badan. Setelahnya, ia berdandan dan bersiap menuju gerbang Pagelaran Keraton. Padahal, saat itu, adzan subuh pun belum terdengar.
"Saya memutuskan untuk menunggu di depan gerbang dan antre paling depan. Soalnya, kala itu, selain saya juga ada beberapa orang lain yang sudah bersiap di lokasi untuk mengikuti open house," ungkap laki-laki yang mengaku menjunjung tinggi filosofi Jawa ini.
Lima setengah jam ia menunggu, akhirnya gerbang dibuka. Waktu tepat menunjukkan pukul 08.30 WIB. Sutrisno lalu melangkahkan kedua kakinya menuju Sultan yang sudah berdiri di dalam Pagelaran Keraton, bersama sang istri, GKR Hemas, serta Wakil Gubernur DIY, Paku Alam IX.
"Ketika jarak saya dengan Sultan tinggal beberapa meter, tiba-tiba ada rombongan kerabat Keraton. Saya harus menunggu mereka bersalam-salaman. Setelahnya, baru saya mendekat. Sebelum tiba di depan Sultan, saya memberi hormat khas Keraton," terang Sutrisno.
Lagi, sebelum menjabat tangan Sultan, ia memberi hormat yang sama untuk kali kedua. Baru kemudian, ia merengkuh dan menjabat erat tangan kanan sang raja sambil menahan gemetar. Ketika momen itu terjadi, tak sepatah kata pun diucapkan bapak tiga anak ini kepada Ngarsa Dalem.
"Saya sangat grogi. Tapi tidak mengapa, yang jelas Sultan tidak punya salah kepada saya. Saya sangat hormat kepada beliau. Ini momen sakral. Bisa bertatap muka dan bersalaman dengannya saja, saya sudah senang," Sutrisno, yang sudah tiga kali menghadiri open house dengan Sultan, menuturkan.
Hal sama dialami oleh Murniyati (49), ibu rumah tangga yang tinggal di Kadipaten Kidul, Keraton, Yogyakarta. Ia adalah orang kedua dari kalangan masyarakat umum yang bersalaman dengan Sultan pada open house kali ini. Ia mengaku merasa tentram setelah melakukan hal tersebut.
"Saya sangat deg-degan dan ndrodok (gemetar) ketika menjabat tangan beliau. Saya tak mengucap apapun. Sultan tersenyum kepada saya. Itu sudah membuat hati saya tentram," ungkap perempuan berkerudung yang datang ke Pagelaran Keraton sejak pukul 06.00 WIB ini.
Open house memperingati Idul Fitri 1433 HIjriyah ini dimulai tepat pukul 08.30 WIB. Meski demikian, ribuan orang sudah tampak berjejal di depan gerbang sejak satu jam sebelum acara dimulai. Masyarakat yang hadir tak hanya dari wilayah DIY, tapi juga luar kota, antara lain Jakarta, Surabaya, dan Lampung.