Pasir Merapi

Berebut Berkah Pasir Merapi

Waktu menunjukkan pukul 05.00. Sopir truk, Urip, mengawali aktivitasnya mengambil pasir Merapi di Sungai Gendol, Sleman,

Editor: tea
zoom-inlihat foto Berebut Berkah Pasir Merapi
foto : Internet
Berebut Berkah Pasir Merapi
Laporan Reporter Tribun Jogja, Catarina Binarsih

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA    Waktu menunjukkan pukul 05.00. Sopir truk, Urip, mengawali aktivitasnya mengambil pasir Merapi di Sungai Gendol, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Warga Wedi, Kabupaten Klaten, ini berangkat satu jam lebih lambat dari hari biasanya lantaran puasa.

Melewati rute Manisrenggo menuju Sungai Gendol, ia mengemudikan truk milik bosnya dengan kecepatan 60 kilometer/jam. Hanya butuh satu jam untuk sampai di lokasi penambangan pasir.

Pagi itu, di kantong Urip terselip Rp 500 ribu, pemberian sang bos. Uang tersebut untuk biaya operasional pengambilan pasir Merapi, pesanan seorang kontraktor perumahan di Klaten. "Saya harus ngatur waktu, supaya bisa mengambil pasir dua kali sehari," ujarnya, baru-baru ini.
Tak hanya truk yang dikemudikan Urip, yang pagi itu antre di Sungai Gendol untuk segera dipenuhi pasir Merapi. Ratsan truk lain juga terlihat ada di sejumlah titik di Sungai Gendol dan siap dipenuhi pasir.

Beberapa saat kemudian, satu per satu truk-truk itu keluar dari Sungai dan bergerak menuju berbagai arah, sesuai lokasi antaran pasir.
Pemandangan itu, nyaris terjadi setiap hari, mulai subuh hungga petang. Ratusan, atau bahkan ribuan truk mengangkut pasir dari Sungai Gendol, untuk kemudian dijual ke sejumlah pihak di banyak wilayah.

Harga satu truk pasir bervariasi, tergantung jauh dekatnya dari lokasi penambangan. Di Klaten, misalnya, harga pasir untuk konsumen perseorangan Rp 380 ribu. Di Magelang, harga jual ke depo penampungan pada kisaran Rp 60 ribu per meter kubik atau rata-rata Rp 420 ribu per truk. (satu truk sekitar tujuh meter kubik).

Sejumlah pemilik depo penampungan pasir ini, kemudian menjual ke toko bangunan. Untuk sampai ke Solo, pengelola Depo menjual satu truk pasir Merapi Rp 600 ribu. Pemilik toko bangunan menjual ke konsumen Rp 200 ribu per bak mobil pikap, berisi sekitar 1,5 meter kubik
Semakin jauh lokasi antaran, semakin mahal harga jual pasir Merapi, karena ongkos angkut juga makin mahal. Di wilayah Demak dan sekitarnya, harga satu truk pasir Merapi berisi 6 7 meter kubik, bisa laku Rp 1 juta.

"Harga ini hanya untuk daerah Demak dan sekitarnya. Kalau dijual ke Jepara dan Rembang harganya lebih mahal lagi," kata Dewi, pegawai toko bangunan Al Barokah di Jalan Raden Patah, Demak. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved