Kedelai Mahal
Hacker Ikut Soroti Mahalnya Kedelai
ara hacker juga tampaknya tak mau ketinggalan untuk mengkritisi kinerja pemerintah
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM – Beberapa waktu belakangan ini, ungkapan kekecewaan terhadap melambungnya harga kedelai diungkapkan oleh para produsen tempe di tanah air. Mereka kecewa terhadap pemerintah yang dinilai gagal mengendalikan harga bahan baku pembuatan tempe tersebut.
Selain mereka, para hacker juga tampaknya tak mau ketinggalan untuk mengkritisi kinerja pemerintah yang juga mereka nilai lalai gagal dengan berbagai kebijakan impornya.
Jika para petani dan masyarakat memilih demo turun ke jalan, lain halnya dengan para peretas di jaringan dunia maya ini. Mereka memilih untuk melancarkan sejumlah serangan cyber dengan targetnya yakni website pemerintah.
Seperti yang dilakukan betutu@pitulasan.com terhadap situs Departemen Pertanian RI. Para peretas ini, berhasil menjebol sistem keamanan website yang beralamat di http://www.deptan.go.id/ hingga situs tersebut sempat lumpuh, Jumat (27/7/2012).
Di hari yang sama, hingga pukul lima sore, situs itu tak dapat diakses. Komputer selalu melaporkan bahwa alamat yang dituju untuk sementara waktu tidak tersedia. Pun demikian halnya ketika dicoba menggunakan perintah pinging.
Hasil menunjukan laporan tidak ada koneksi yang menghubungkan alamat tersebut dengan jaringan internet (Request Timed Out). Namun, jejak para peretas masih bisa disaksikan lewat alamat http://www.deptan.go.id/news/admin/image/.
"Pak, negara ini ahli pertaniannya banyak. Profesor di universitas-universitas dan juga ipb kan banyak. Presidennya juga doktor lulusan IPB, mbok ya apa-apa jangan impor. Masak Kedelai, Singkong, Buah-buahan, Beras, sampe Garam aja milih impor. Ganti aja nama departemennya jadi kementerian impor Republik Indonesia. Apa udah tinggal masa balik modal? Demikian salah satu pesan dari peretas.
Situs Departemen Pertanian ini bukan kali pertama menjadi target para peretas. Berdasarkan penelusuran Tribun Jogja, pada 11 November 2008 pusat data dan informasi situs Deptan juga dijebol hacker. Kemudian pada 22 Januari 2009, halaman Litbang Deptan juga berhasil di deface oleh hacker.
Dalam pesannya, para hacker memberi pesan bahwa situs tersebut masih memiliki celah yang bisa disusupi oleh peretas. (mon)