Kedelai Mahal

60 Produsen Tahu Tempe Solo Kolaps

Ketua RT 03 RW 03 Krajan, Mojosongo, Aan Setyono menjelaskan hampir keseluruhan warga di Krajan

Editor: tea
zoom-inlihat foto 60 Produsen Tahu Tempe Solo Kolaps
Foto : Bramasto Adhy
Sejumlah pekerja menyelesaikan proses pembuatan tempe di tempat pembuatan tempe Muchlas, Jalan Kaliurang Km 7, Joho, Selasa (24/7). Tingginya harga kedelai dikeluhkan pengusaha tempe karena ongkos produksi menjadi tidak sebanding dengan harga jual.
 Laporan Reporter Tribun Jogja, Ade Rizal

TRIBUNJOGJA.COM, SOLO - Ketua RT 03 RW 03 Krajan, Mojosongo, Aan Setyono menjelaskan hampir keseluruhan warga di Krajan
menggantungkan hidupnya dari produksi tahu dan tempe. Dari 120 kepala keluarga (KK) di wilayah Krajan, 90 persen di antaranya, atau sekitar seratus KK berprofesi debagai produsen tahu dan tempe. "Tahu dan tempe ini ibaratnya penghidupan kami," katanya.

Dengan kondisi harga kedelai yang melambung saat ini, lanjutnya, sebagian besar produsen tahu tempe di Krajan memutuskan untuk berhenti
berproduksi. "Saat ini paling tinggal 40 persen yang masih berproduksi," katanya. Produsen yang masih berproduksi pun harus rela pendapatannya berkurang bahkan merugi.

Di Krajan, tambahnya, tidak semua produsen memiliki pabrik sendiri. Hanya sekitar 20 produsen yang memiliki pabrik, sementara sisanya menyewa alat di pabrik untuk berproduksi. "Kalau buat yang punya pabrik sebenarnya kenaikan harga ini tidak terlalu masalah. Tapi produsen yang nggak punya alat produksi ini yang sudah pasti merugi," terangnya. Dalam sehari, setidaknya 6 ton kedelai diproses di Krajan oleh para produsen tahu dan tempe tersebut. (*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved