Ekspedisi Sabuk Merapi 2011
Cek Material di Balik Bukit Kendil
Subandriyo menjelaskan, ia ingin sekali melihat dari dekat kondisi di balik Kendil yang berfungsi sebagai tameng empat desa di kaki gunung.
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Salah satu fokus penting Ekspedisi Sabuk Merapi 2011, mengamati dari dekat dan mengukur volume material vulkanik yang mengendap di balik bukit Kendil di lereng tenggara gunung Merapi. Pengamatan ini sangat penting untuk mengukur dampak bahaya sekunder banjir lahar di hulu Kali Woro dan Kali Gendol. Bukit Kendil memanjang ke arah utara pada ketinggian antara 1.700-1.800 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Rute pendakian ke bukit Kendil ini akan dimulai dari Dusun Kalitengah Lor. Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Drs Subandriyo Msi, menyatakan akan ikut naik ke bukit ini.
Ia akan melihat secara langsung topografi dan morfologi terkini di lembah dan lereng seberang bukit Kendil. Secara alamiah, bukit Kendil ini menjadi benteng alam yang melindungi sejumlah dusun dari terjangan langsung awan piroklastik Merapi.
"Saya rencananya ikut, tapi tidak mendaki ke puncak. Hanya sampai ke Kendil melalui jalur Srunen," kata Subandrio.
Mengapa memerlukan mendaki ke bukit Kendil? Subandriyo menjelaskan, ia ingin sekali melihat dari dekat kondisi di balik Kendil yang berfungsi sebagai tameng empat desa di kaki gunung dari bahaya awan panas atau wedhus gembel. Empat desa rawan tersebut adalah Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, Srunen dan Balerante di Klaten, Jawa Tengah.
"Saya ingin melihat langsung kondisi bukit tersebut. Bila banyak tumpukan material erupsi 2010 maka empat desa tersebut rawan," kata Subandriyo di ruang kerjanya, Selasa (25/10/2011).
Karena itu, dalam pendakian nanti Subandriyo merasa perlu untuk mengajak penduduk setempat melihat langsung ke lapangan. Diharapkan masyarakat dapat memahami potensi ancaman bahaya di kawasan rawan tersebut.
Adapun Lurah Glagaharjo, Suroto, ketika ditemui Tribun di rumahnya di Srunen, Senin (24/10) sore, juga berkomitmen ikut dalam pendakian ke bukit Kendil. Anggota Komunitas Edelweis yang berbasis di Srunen, Kalitengah Kidul, Kalitengah Lor, dan Balerante juga akan turut serta.
Agenda di tiga rute lain juga tak kalah pentingnya. Tim di rute Babadan akan mendaki hingga Stasiun Klatakan, memeriksa semua peralatan pemantau Merapi, sekaligus menyisir ke samping untuk mengamati volume material vulkanik di sektor barat.
Tim dari Kinahrejo, setelah menyusuri aliran Kali Code dan Boyong, akan menyisir Kaliurang ke timur hingga Kinahrejo, dan melakukan pendakian ke Paseban, yang secara tradisional dijadikan lokasi Labuhan Merapi tiap tahunya memeringati jumenengan Sri Sultan Hamengku Buwono.
Sedangkan tim dari Selo akan mendaki hingga puncak guna mengamati perubahan morfologi dan kondisi terkini di kawah hasil erupsi 2010. Bersamaan itu, ahli BPPTK akan memasang sensor jarak jauh pengukuran suhu dan curah hujan. (*)