Kulon Progo
Sambut YIA, Desa Budaya Dituntut Mandiri
Dinas Kebudayaan bekerjasama dengan pengelola bandara dan dinas terkait juga menampilkan seni pertunjukan dari tiap desa budaya di terminal keberangka
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Empat desa budaya di Kulon Progo menggelar pergelaran seni mandiri di area Laguna Pantai Glagah, Temon, Minggu (28/7/2019).
Pertunjukan ini sebagai bentuk unjuk kesiapan kemandirian budaya masing-masing desa tersebut.
Keempat desa tersebut menampilkan kesenian unggulan masing-masing.
Yakni Desa Hargomulyo (Kecamatan Kokap) yang menampilkan kesenian reog, Desa Kalirejo (Kokap) menampilkan incling, Desa Sogan (Wates) dengan sendratari Jaka Tarub, serta Glagah (Temon) dengan jathilan.
• Baru 15 Desa Budaya di DIY yang Masuk Kategori Maju, Tahun Ini Dinas Kebudayaan Gelar Akreditasi
Kasi Lembaga Adat, Dinas Kebudayaan DIY, Endang Widuri mengapresiasi pertunjukan mandiri tersebut dan diharapkannya bisa dilakukan berkelanjutan serta lebih banyak desa budaya yang terlibat secara bergiliran.
Adapun di Kulon Progo ada 12 desa budaya yang tercatat saat ini. Dengan begitu, semangat unutk menjadi desa mandiri budaya akan terwujud.
Hal itu menurutnya penting untuk menyambut kehadiran Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di mana ada banyak wisatawan yang datang ke Kulon Progo.
Baik wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Dinas Kebudayaan bekerjasama dengan pengelola bandara dan dinas terkait juga menampilkan seni pertunjukan dari tiap desa budaya di terminal keberangkatan untuk menghibur pengguna jasa penerbangan.
"Sambil menunggu pesawat, ditampilkan pertunjukan dari desa budaya sehingga pelaku seni ini diharapkan performance terbaiknya di depan wisatawan yang akan naik pesawat,"kata Endang.
• Pesona Desa Budaya Gilangharjo Jadi Suguhan Ngayogjazz 2018
Hal serupa sudah diterapkan di Bandara Adisutjipto Yogyakarta selama ini.
Demikian juga agenda Selasa Wagean di Titik Nol Kilometer Yogyakarta yang menampilkan delapan desa budaya dalam sekali waktu.
Diakuinya, respons para wisatawan, terutama turis asing, cukup bagus terhadap penampilan desa budaya selama ini.
Maka itu, ia mengharapkan desa mandiri budaya terus mengasah keterampilan dan menjaga kelestarian keseniannya sehingga lebih maju dan berkembang.
"Respons wisatawan asing selalu bagus terhadap seni budaya kita,"kata Endang.