Tanggapan Rektor UGM Soal Dua Mahasiswanya yang Diduga Jadi Joki Tes Masuk FK UM Surabaya
Rektor UGM Panut Mulyono memberikan tanggapannya soal dua mahasiswa UGM yang diamankan karena diduga menjadi joki tes masuk FK UM Surabaya
Tanggapan Rektor UGM Soal Dua Mahasiswanya yang Diduga Jadi Joki Tes Masuk FK UM Surabaya
TRIBUNJOGJA.COM - Rektor UGM Panut Mulyono memberikan tanggapannya soal dua mahasiswa UGM yang diamankan karena diduga menjadi joki tes masuk Fakultas Kedokteran UM Surabaya, Selasa (21/5/2019).
Dua dari empat orang yang ditangkap atas dugaan sebagai joki dalam tes masuk Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya gelombang kedua, mengaku merupakan mahasiswa UGM.
Rektor UGM Panut Mulyono pun memberikan pernyataannya untuk segera memastikan hal itu.
Berdasarkan pernyataan Rektor UM Surabaya, Sukadiono, usai petugas mengamankan para joki tersebut, dua mahasiswa UGM mengaku berasal dari program studi Teknik Elektro dan Ilmu gizi.
Mendengar informasi tersebut, Rektor UGM Panut Mulyono kepada Tribun Jogja mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan apakah dua mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa UGM.
"Saya belum tahu, saya baru dapat WhatsApp dari teman katanya ada mahasiswa UGM yang jadi joki. Belum saya cek, karena belum ada pemberitahuan, baru saja ini dapat kabarnya," ujarnya ketika dihubungi Tribunjogja.com Selasa (21/5/2019).

Panut mengaku pihaknya juga belum mendapatkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) baik dari kepolisian maupun dari perguruan tinggi yang bersangkutan.
Namun pihaknya akan berkoordinasi dengan Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan UGM
untuk memastikan dan mencari tahu apakah dua mahasiswa yang menjadi joki itu merupakan mahasiswa UGM.
"Prinsipnya harus kita cek dulu. Pak Wakil Rektor akan mencari tahu informasi itu. Karena kalau masalah kriminal itu kan sebaiknya harus ada laporan dari pihak yang dirugikan, kemudian dari polisi.
Tapi karena kami sudah tahu berita itu, dari UGM akan proaktif untuk mencari informasi," lanjutnya.
Sanksi mahasiswa
Ia menjelaskan, apabila memang terbukti dua mahasiswa yang menjadi joki tersebut merupakan mahasiswa UGM dan terbukti melakukan pelanggaran, maka pihaknya akan melihat pada Kode Etik Kemahasiswaan.
"Kita kan punya aturan tentang kode etik mahasiswa, kemudian pelanggaran itu masuk kategori apa, ada ringan, sedang, berat. Ya kita akan mengikuti saja sanksinya. Kalau yang dulu-dulu, pernah ada ya skorsing begitu ya," jelasnya.
Panut menegaskan, prinsipnya setiap mahasiswa UGM yang terbukti melakukan pelanggaran tata perilaku mahasiswa yang ada di UGM, maka dipastikan mahasiswa tersebut akan dikenai sanksi.
Namun pemberian sanksi tersebut tergantung pada kategori pelanggarannya.