Jawa

Ibunda AH Tak Percaya Anaknya Ditangkap Densus 88

MS menganggap anaknya lugu dan tak percaya anaknya diduga terlibat jaringan terorisme.

Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Rendika Ferri K
Kepala Desa Ardipuro, Waluyo, saat memberikan keterangan kepada wartawan terkait penangkapan warganya oleh Densus 88, di Balai Desa Ardipuro, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Rabu (15/5/2019). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Sedih dan bingung, ekspresi yang tampak di wajah MS (45), ibu dari AH, terduga teroris asal Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, yang tertangkap oleh tim Densus 88 Antiteror Polri kemarin sore di Grobogan, Jawa Tengah.

MS menganggap anaknya lugu dan tak percaya anaknya diduga terlibat jaringan terorisme.

Ia mendapat kabar anaknya telah ditangkap oleh tim Densus 88 di Grobogan dari kepala dusun setempat.

Ia pun terkejut, AH, anak pertamanya, dikaitkan dengan jaringan terorisme.

Sepengetahuan MS, anaknya sedang bekerja di Semarang, Jawa Tengah.

Namun, tiba-tiba kabar ditangkapnya AH oleh densus, mengejutkan seluruh keluarga di Magelang.

Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Grobogan, Diamankan Jelang Sahur

"Mas AH itu biasa-biasa saja, Bukan yang macam-macam. Dakwah-dakwah juga tidak bisa. Anaknya lugu dan pendiam. Maka itu saya kaget, kemarin sore mendengar kabar dari pak kadus, kalau dia ditangkap. Ya Allah masa anak yang seperti itu bisa-bisanya." kata MS, Rabu (15/5/2019) saat ditemui di kediamannya.

Setelah kejadian itu, MS langsung menelepon anaknya, tetapi tak ada jawaban.

Ia juga bertanya kepada istri AH yang bekerja di salah satu Pondok Pesantren Tahfidz di Grobogan, juga tidak mengetahui.

Ia pun masih bingung mencari informasi keberadaan anaknya.

Pasalnya, sampai saat ini tak ada pemberitahuan resmi dari pihak berwenang.

"Saya telepon mas AH tetapi tidak bisa. Istrinya juga tidak tahu, dan hanya bilang perginya subuh, sampai sore tidak pulang-pulang. Keluarga pun kaget kok sampai ditangkap, itu ada apa," katanya.

Redam Radikalisme dan Terorisme dengan Kearifan Lokal

Sepengetahuan MS, anaknya bekerja di Semarang, Jawa Tengah, sebagai juru servis handphone.

Katanya, AH kerap membawa pulang banyak handphone rusak ke rumah, lalu memperbaikinya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved