Bantul
Petugas KPPS Asal Bantul Meninggal Dunia, Sebelumnya Sering Terlihat Kelelahan
Sebelum meninggal dunia pada hari Selasa 30 April 2019 pukul 05.00 pagi, Markijan terlihat seperti orang kelelahan
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Markijan, 59 tahun, seorang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dari TPS 20 Desa Parangtritis, Kretek, Bantul gugur.
Ia meninggal dunia dua minggu seusai pemungutan suara.
Penyebabnya, diduga karena kelelahan.
• Menkes: Penyakit Jantung dan Gagal Pernapasan Penyebab Utama Petugas KPPS Meninggal
Markijan yang juga seorang tenaga pendidik, wafat meninggalkan seorang istri, Wijiyati serta dua anak, Eko Setyo Raharjo dan Ristina Dwi Utami.
• Dua Rekomendasi Brand Fashion Lokal Kekinian
Anak pertama almarhum, Eko Setyo Raharjo, Senin (13/5/2019) mengatakan setelah pemungutan suara, dua minggu sebelum meninggal dunia, ayahnya itu sering terlihat kelelahan.
"Mudah sekali tidur. Seperti orang kelelahan. Misalnya, kadang aku lihat Bapak ketiduran di kursi," kata Eko, menceritakan pada Tribunjogja.com.
Setelah pemungutan suara sampai sebelum meninggal dunia, lanjut Eko, ayahnya itu masih sempat melakukan aktifitas seperti biasa, yakni salat jamaah di masjid dan setiap hari pulang-pergi mengajar di Gunungkidul.
"Satu hari sebelum meninggal, kata teman Bapak. Bapak itu minta dikerokin sama siswanya di sekolah. Katanya kecapekan," terang dia.
Kondisi itu dianggapnya lumrah.
• Lagi, Petugas KPPS di Bantul Gugur Seusai Pemilu
Menurut Eko, tidak ada tanda-tanda yang mencemaskan atau keluhan sakit yang sempat diucapkan oleh ayahnya.
Bahkan, sebelum meninggal dunia pada hari Selasa 30 April 2019 pukul 05.00 pagi, semua berjalan seperti biasa.
Perbedaannya hanya satu, yaitu ayahnya itu sering terlihat seperti orang kelelahan.
Eko tegar dan mengaku ikhlas menerima semuanya.
Ia tidak berharap banyak.
Jika memang mendapatkan santunan petugas KPPS yang meninggal dunia ia mau menerimanya.