Jembatan Sekolah MA Ummatan Wasathon di Bantul Putus Diterjang Luapan Kali Celeng

Siswa terpaksa menuju gedung sekolah dengan menyeberang melalui jembatan darurat.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Sejumlah siswa melintas di jembatan darurat yang nyaris hanyut, untuk menuju gedung sekolah di MA Ummatan Wasathon Imogiri, Bantul. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Jembatan yang selama ini berfungsi sebagai akses utama menuju sekolah MA Ummatan Wasathon di Tilaman, Desa Wukirsari, Imogiri, Bantul putus akibat diterjang luapan sungai Celeng.

Akibatnya, siswa terpaksa menuju gedung sekolah dengan menyeberang melalui jembatan darurat.

Pantauan tribunjogja.com di lokasi, jembatan utama menuju Madrasah Aliyah itu putus.

Jembatan darurat pun telah dibangun menggunakan bambu, namun kondisinya juga sama, nyaris putus karena diterjang oleh luapan sungai Celeng pada Jumat (22/3/2019) malam.

"Terpaksa, untuk ke sekolah, para siswa harus melewati jembatan darurat itu dengan sangat hati-hati," tutur Kepala MA Ummatan Wasathon, Subardi, ditemui di sekolah, Sabtu (23/3/2019).

Menurut Subardi, jembatan utama akses utama menuju sekolah putus diterjang banjir kali Celeng pada Minggu (17/3/2019) malam lalu.

Banjir kali Celeng pada Minggu malam itu terbilang cukup dahsyat. Bukan hanya memutus jembatan namun juga merendam 10 ruang sekolah.

Ruangan yang terendam itu terdiri dari ruang perpustakaan, ruang guru, ruang kepala madrasah, ruang TU hingga bangunan Musala.

"Semua ruangan terendam air hampir setinggi kurang lebih satu meter. Akibatnya hampir semua berkas dokumen administrasi guru dan Madrasah terendam air. Bercampur dengan lumpur," tutur dia, menceritakan.

Tribunjogja.com melihat sisa-sisa dari banjir kali Celeng di madrasah itu.

Bangunan sekolah di lantai bawah nyaris semuanya terdampak.

Beruntung, sekolah ini memiliki dua lantai.

Bangunan atas menyimpan sejumlah komputer yang telah disiapkan untuk ujian nasional berbasis komputer kondisinya aman.

Namun tidak untuk ruang dilantai bawah. Bekas air dan bercampur dengan lumpur.

Kondisi paling parah ada di ruang perpustakaan. Pasalnya, ruangan ini hanya berjarak sekitar tiga meter dari bantaran kali celeng. Sejumlah buku terlihat basah dan kotor penuh lumpur.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved