Kisah Tragis Orangutan Hope di Aceh, Tubuhnya Kritis setelah Diberondong 74 Peluru dan Bayinya Mati

Kisah Tragis Orangutan Hope di Aceh, Tubuhnya Kritis setelah Diberondong 74 Peluru dan Bayinya Mati

Penulis: say | Editor: Yoseph Hary W
twitter.com/KementerianLHK
Induk orangutan dlm kondisi terluka parah krn benda tajam pada tangan kanan, kaki kanan serta punggung 

Kisah Tragis Orangutan Hope di Aceh, Tubuhnya Kritis setelah Diberondong 74 Peluru dan Bayinya Mati

TRIBUNJOGJA.COM - Kisah tragis dialami oleh orangutan bernama Hope dan bayinya di Subulussalam, Aceh.

Hope kini kritis setelah dianiaya dan diberondong 74 peluru, sedangkan bayinya yang baru berumur satu bulan mati karena malnutrisi dan syok berat.

Kondisi memprihatinkan yang dialami Hope diketahui Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh setelah mendapat laporan dari masyarakat, Sabtu (9/3/2019).

Sehari kemudian pada Minggu (10/3/2019), tim BKSDA Aceh bersama personel dari organisasi terkait turun ke lokasi dan berhasil mengevakuasi orangutan Hope bersama bayinya.

Saat itu, Hope ditemukan di ladang sawit milik warga di Desa Bunga Tanjung, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Aceh.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di akun Twitter resminya menjelaskan, orangutan Hope mengalami luka parah karena benda tajam pada tangan kanan, kaki kanan serta punggung.

Sedangkan bayi Hope yang berumur satu bulan dalam kondisi kekurangan nutrisi parah dan shock berat ketika diselamatkan.

"Tim bergegas bawa kedua OU (orangutan) ke Pusat Karantina Orangutan di Sibolangit, Sumatera Utara, yg dikelola Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) melalui Program Konservasi Orangutan Sumatera (SOCP), untuk dilakukan perawatan intensif," jelas KLHK, Rabu (13/3/2019).

"Namun dalam perjalanan anak orangutan mati diduga karena malnutrisi. Anak OU kemudian dikuburkan di Pusat Karantina Orangutan di Sibolangit Sumatera Utara," sambungnya.

Dari hasil pemeriksaan x-ray, diketahui bahwa di seluruh tubuh Hope bersarang 74 butir peluru senapan angin.

Menurut KLHK, saat ini kondisi Hope belum stabil sehingga masih harus ditempatkan di kandang treatment untuk perawatan intensif 24 jam.

Sebelum ditemukan, orangutan berusia 30 tahun itu tak memiliki nama.

Tim penyelamat kemudian memberinya nama Hope yang berarti selamat, dengan harapan orangutan itu bisa pulih dan mendapatkan kesempatan hidup yang lebih baik.

"KLHK mengecam keras tindakan biadab yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang menganiaya satwa liar yang dilindungi," jelas KLHK.

BKSDA Aceh juga akan bekerja sama dengan Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sumatera Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sumatera untuk mengusut tuntas kasus kekerasan terhadap orangutan Hope.

( tribunjogja.com l Siti Ariyanti )

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved