Melihat Detik-detik Pertempuran di Benteng Terakhir ISIS di Kawasan Baghouz
Para komandan SDF berulang kali menyatakan bahwa kejatuhan ISIS sudah dekat. Namun kini mereka mulai realistis dan berujar dibutuhkan 4-5 hari.
TRIBUNJOGJA.COM - Seorang komandan Kurdi-Arab, Hagit Qamishlo, tiba-tiba setengah berteriak kepada jurnalis AFP dari teras sebuah rumah di kawasan Baghouz, Suriah. "Awas, dia datang!" ucapnya.
Tak berselang lama, suara di radio komunikasi mengumumkan kedatangan pesawat dari koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS).
Serangan udara dari pesawat itu, Minggu (3/3/2019), menghantam lokasi dari kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Aneh, Pria Selandia Baru Ini Menyesal Gabung ISIS karena Tak Dapat Wanita Yazidi
Ledakan dari serangan itu mengguncang kawasan sekitar dan menghancurkan rumah di area terdampak menjadi berkeping-keping.
"Kerja bagus! Serangan tadi tepat mengenai lokasi penembak runduk (sniper) milik ISIS," balas Qamishlo melalui radio walkie talkie.
Qamishlo kemudian meminta kepada sesama anggota Pasukan Demokratik Suriah (Syrian Democratic Forces/SDF) jika ada yang mengetahui koordinat lokasi musuh yang lain.
Adapun serangan udara yang dilaksanakan koalisi AS tersebut berada di sekelompok bangunan dengan dampak ledakan mencapai 700 meter persegi.
Satu jam kemudian, pesawat koalisi kembali menjatuhkan bom di target ISIS yang kali ini, menghancurkan sebuah gudang amunisi.
Bom itu menimbulkan suara ledakan yang memekakan telinga disertai serangkaian bola api yang dirayakan koalisi Arab dan Kurdi itu.
Operasi yang terjadi pekan lalu terjadi setelah SDF memutuskan menundanya selama dua minggu dikarenakan kekhawatiran ISIS bakal menggunakan warga sipil sebagai perisai.
"Mereka sepenuhnya dikepung," kata komandan SDF lainya Sefqan, ketika koalisi tersebut melanjutkan serangan pada Jumat malam (1/3/2019).
Meski sudah terkepung, Sefqan mengatakan mereka tak bisa bergerak karena ISIS sudah menanam ranjau baik di jalan maupun rumah.

Dalam beberapa jam setelah serangan dilaksanakan, ranjau yang dipasang ISIS dilaporkan telah melukai sebagian anggota SDF.
Setelah jeda yang singkat, pertempuran kembali berlanjut dengan SDF menembakkan artileri serta mortar.
Sementara ISIS membalas dengan ranjau, sniper, hingga proyektil. ISIS juga menggunakan bom mobil.