Sleman
Sekolah Tani Muhammadiyah Diluncurkan, Diharapkan Atasi Masalah Sempitnya Lahan Pertanian di Sleman
Ketua Pimpinan Deerah Muhammadiyah , Harjaka mengatakan sekolah tani ini adalah bentuk pemberdayaan umat.
Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sleman meluncurkan Sekolah Tani Muhammadiyah, Sabtu (23/2/2019) di Pakem, Sleman.
Sekolah yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat sekaligus kaum muda di Sleman ini juga atas kerjasama dengan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Migunani-Gapoktan Purwo Agro.
Ketua Pimpinan Deerah Muhammadiyah , Harjaka mengatakan sekolah tani ini adalah bentuk pemberdayaan umat.
Bila selama ini Muhammadiyah bergerak di bidang pendidikan dan kesehatan, maka atas latar belakang Indonesia sebagai negara agraris maka tercetuslah program sekolah tani ini.
Baca: Jebolnya Dinding Bendungan Kali Kuning Berdampak pada Pertanian
"Generasi muda sepertinya tidak tertarik dengan pertanian. Maka kita harus bisa membuat solusi agar generasi muda dapat terjun ke pertanian sekaligus memanfaatkan potensi di wilayah Sleman," terangnya.
Ia mengatakan, meski tanah di Kabupaten Sleman semakin sempit, namun tanah yang ada saat ini memiliki kondisi yang sangat subur di banding wilayah lain.
Maka dari itu, dengan kurikulum yang sudah dibuat oleh MPM maka akan dilangsung pembelajaran dan pelatihan khususnya di bidang tanaman buah.
Sedangkan Bupati Sleman Sri Purnomo yang turut hadir memaparkan bahwa masyarakat jangan terjebak dalam pelatihan saja tanpa implementasi.
Maka dari itu, ia mendorong sekolah tani Muhammadiyah untuk menciptakan desain ataupun pemikiran dan perencenaan untuk memaksimalkan lahan yang sudah sempit di Sleman.
"Kalau kita bicara lahan di Kabupaten Sleman, itu semakin sempit. Petani di Kabupaten Sleman rata-rata memiliki tanah tidak lebih dari 2000 meter persegi," ujarnya.
Baca: Gajah Ditemukan Mati dalam Posisi Tersangkut di Pagar Areal Pertanian Warga
"Tapi ketika mengikuti pola modern, kita bisa memilih tanaman tertentu untuk dibudidayakan dan dikembangkan. Insyaallah akan mendapatkan hasil yang menjanjikan," tambahnya.
Bupati mengatakan banyak cara agar pertanian di Sleman tidak mati.
Bila para petani tidak punya sawah, maka bisa dilakukan dengan menyewa lahan.
Terkait masalah dana pun ada perbankan yang bisa diajak bekerja sama, termasuknya memberikan CSR-nya.
Tentu saja ia mengapresiasi Muhammadiyah yang mendirikan sekolah tani ini.
Adib Nur Hadi, Anggota Bidang Pertanian MPM Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah memaparkan sekolah tani ini adalah salah satu ikhtiar agar petani di Sleman bisa naik kelas.
Ia menyebut, selain keindahan alamnya, Allah menganugerahi Sleman dengan tanah yang sangat subur.