Kulon Progo

Tiga SD di Kulon Progo Berpotensi Tergusur JJLS

Hanya saja, hingga saat ini otoritas setempat belum mendapat kepastian informasi atas proyek pengembangan jalan nasional tersebut.

Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Kulonprogo 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Tiga sekolah dasar (SD) di Kulon Progo berpotensi turut terdampak pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS).

Hanya saja, hingga saat ini otoritas setempat belum mendapat kepastian informasi atas proyek pengembangan jalan nasional tersebut.

Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kulon Progo mencatat ada tiga SD yang posisinya berbatasan langsung dengan Jalur Daendels, jalur eksisting yang rencananya bakal dikembangkan menjadi JJLS dengan pelebaran badan jalan itu. Yakni, SD Negeri 1 Glagah (Kecamatan Temon), SDN Karangwuni (Wates), dan SDN Pleret Kidul (Panjatan).

"Ketiganya mangku dalan (berbatasan dengan jalan). Masalahnya, kami juga belum tahu bagaimana masterplan JJLS itu nanti dan arahnya ke mana," kata Kepala Bidang Pembinaan SD, Disdikpora Kulon Progo, Suharyono, Minggu (13/1/2019).

Baca: Konsultasi Publik Pembangunan JJLS di Kulon Progo Diwarnai Keberatan

Untuk diketahui, proyek pembangunan JJLS di wilayah Kulon Progo menyisakan rencana pengembangan pada ruas Ngramang (Galur) hingga Congot (Temon) sepanjang sekitar 20 kilometer.

Jalan Daendels yang menurut rencana akan dikembangkan jadi JJLS saat ini memiliki lebar trase jalan 12 meter dalam dua jalur.

Sesuai desain yang dibuat oleh P2JN Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), jalan tersebut akan diperluas menjadi empat lajur dengan lebar 24 meter.

Maka itu, dibutuhkan pelebaran sekitar enam meter di masing-masing sisi jalan.

Beberapa waktu lalu, Pemerintah DIY yang bertanggungjawab atas pembebasan lahan telah menggelar konsultasi publik di Desa Karangwuni (Wates) dan Garongan (Panjatan).

Dalam pandangan Suharyono, pembangunan JJLS dengan pelebaran jalan itu tidak menutup kemungkinan berdampak kepada ketiga sekolah, sebagiannya, atau justru tidak berdampak sama sekali.

Hal itu sangat tergantung pada arah pengembangan jalan nanti.

Maka itu, informasi lebih lanjut yerkait proyek JJLS akan sangat membantu pihaknya dalam mengambil kebijakan ke depan.

Baca: Kasus Pembatalan Tukar Guling Tanah untuk JJLS Kembali Muncul ke Permukaan

Di antaranya, kemungkinan merelokasi sekolah ke lain tempat bila separuh gedungnya terdampak pelebaran jalan atau justru tetap bertahan di lokasi saat ini.

Kedua opsi ini sama-sama memiliki konsekuensi yakni kebisingan dan kerawanan lalu lintas bila tetap bertahan serta masalah ketersediaan tanah bila harus direlokasi.

"Sekolah dan pemerintah desa biasanya sudah mengetahuinya lebuh dulu (jika ada pembangunan). Namun sampai sekarang mereka juga belum ambil kebijakan," kata Suharyono.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved