Regional
Putus Sekolah Karena Tak Punya Biaya, Riyan, Remaja Asal Kudus Ini Pilih Jualan Gandos
Putus Sekolah Karena Tak Punya Biaya, Riyan, Remaja Asal Kudus Ini Pilih Jualan Gandos
TRIBUNJOGJA.COM - Remaja berusia 15 asal Kudus, Jawa Tengah ini tengah menjadi perhatian banyak pihak.
Adalah Slamet Daryanto, remaja yang berprofesi sebagai penjual gandos di Jalan Nitisemijo, Kudus.
Remaja yang disapa Riyan ini menjadi perhatian banyak pihak karena memutuskan untuk berjualan gandos setelah putus sekolah sejak 2017 lalu.
Riyan saat ini tinggal di sebuah kontrakan di Desa Pasuruan Lor, Kecamatan Jati bersama ibu dan neneknya.
Saat ini untuk mengisi hari-harinya, dia bekerja sebagai penjual kue gandos di Jalan Nitisemito saat sore sampai petang.
Baca: Malu Bertanya Jalan Pulang, Pria Asal Malaysia Ini Tersesat Selama 10 Hari Hingga ke Singapura
Baca: Lansia KMS di Kota Yogya Terima Bantuan Rp 110ribu per Bulan
Uang hasil jualan Riyan, digunakan untuk membantu kebutuhan rumah.
Di rumah, dia tinggal bersama ibu dan neneknya. Ayahnya telah meninggal sejak 2016.
Penghasilan ibunya sebagai buruh warung makan dirasa masih kurang untuk kebutuhan sehari-hari.
Sebab selain untuk makan, penghasilan dari mereka juga untuk menanggung utang ayah Riyan pasca meninggal.
Mengetahui tentang warganya yang menjadi penjual gandos karena putus sekolah, Bupati Kudus, Muhammad Tamzil pun ikut angkat bicara.
Menurut Tamzil, bocah putus sekolah bernana Slamet Daryanto yang kemudian menjadi penjual kue gandos itu tidak diketahuinya. Sebab, sejauh ini tidak ada laporan dari dinas yang bertanggung jawab atas pendidikan.
"Itu (kasus Slamet Daryanto putus sekolah) karena ketidaktahuan saja (dari pemerintah)," kata Tamzil saat ditemui di Pendopo Kabupaten Kudus, Selasa (8/1/2019).
Baca: Kulon Progo Tekan Angka Pengangguran
Adanya bocah yang putus sekolah dan terpaksa harus bekerja memang menjadi tamparan bagi pemerintah.
Oleh sebab itu, Tamzil menekankan kepada Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kudus agar lebih serius melihat fenomena yang ada di tengah masyarakat.
"Langkahnya dari Disdikpora jemput bola. Jangan hanya bangun GOR saja," kata Tamzil.